03 Agustus 2008

AL QUR’AN PETUNJUK TERBAIK DAN SUNNAHNYA PARA RASUL

Al Qur’an adalah sebuah Kitab Suci yang diakui oleh umat muslim sebagai Kitab mereka dari mulai Rasulullah Muhammad hingga kini. Sebuah Kitab Suci yang Allah turunkan sebagai pelengkap, batu ujian, dan merevisi kitab-kitab yang sebelumnya seperti Taurat, Injil, dan Zabur. Berbeda dengan para rasul sebelumnya yang diutus hanya untuk bangsa atau kaum tertentu, Rasulullah Muhammad sebagai Nabi terakhir diutus untuk seluruh umat manusia di dunia ini. Dan Kitabnya adalah Kitab terakhir yang harus diakui dan diimani oleh seluruh manusia sebagai gantinya kitab-kitab terdahulu yang sudah Allah hapuskan dan Allah lupakan dari kita dan Al Qur’an adalah inti pelengkap dari semua ajaran Kitabullah yang sebelumnya.
Kitab yang Allah turunkan adalah sekumpulan tulisan yang berisi ayat-ayat dan firman-firman Allah

Alif Laam Raa. Itulah ayat-ayat Kitab. Dan yang diturunkan kepada engkau dari Rabb engkau adalah kebenaran. Dan akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (QS 13 ayat 1)

Dan tidaklah datang kepada mereka satu ayatpun dari ayat-ayat Rabb mereka, melainkan mereka berpaling daripadanya.
Maka sesungguhnya mereka telah mendustakan kebenaran tatkala datang kepada mereka. Maka kelak akan datang kepada mereka berita-berita apa yang mereka perolok-olokkan (QS 6 ayat 4-5)

Kitab berisi ayat-ayat Allah dan merupakan sebuah kebenaran yang Allah turunkan. Setiap kali Rasulullah datang membacakan dan menjelaskan ayat-ayat di dalam Kitab itu, sebahagiaan kaumnya tidak mau beriman kepadanya malah berpaling dan bahkan ada yang mentertawakan dan mengejek rasul yang membawanya.
Karena kitab yang sebelumnya telah didustakan, maka diganti dengan kitab lainnya yang melengkapi kitab yang sebelumnya atau Al Qur’an menyebutnya sebagai “akbaru min (lebih besar dari..”)

Maka tatkala dia (Rasulullah) datang kepada mereka dengan membawa ayat-ayat Kami, ketika itu mereka mentertawakan isinya.
Dan tidaklah Kami memperlihatkan kepada mereka suatu ayat, melainkan ayat itu lebih besar dari yang sebelumnya… (QS. 43 ayat 47-48)

Ayat yang telah dihapuskan atau dilupakan, maka Allah akan ganti dengan yang lebih baik atau yang sama dengannya. Taurat diganti dengan Injil, Injil diganti dengan Al Qur’an. Tapi inti wahyunya adalah sama, hanya menyeru Allah sebagai Tuhan.

Apa yang Kami hapuskan dari satu ayat atau dijadikan lupa tentangnya, Kami akan datangkan dengan yang lebih baik daripadanya atau yang semisalnya. Apakah kamu tidak mengetahui, sesungguhnya Allah berkuasa atas tiap-tiap sesuatu? (QS 2 ayat 106)

(Surat 2:106 dijadikan dasar teori naskh dan mansukh ayat-ayat di dalam Al Qur’an, padahal Taurat, Injil, dan Zabur juga isinya adalah ayat-ayat Allah. Jadi bisa dikatakan bahwa mereka saling menaskhkan. Dan yang datang kemudian adalah isinya sama atau lebih baik dari yang sebelumnya)

Secara etimologis Al Qur’an berasal dari kata “qara’a”, yaqra’u, qiraa’atan dan qur’aanan” atau “qara’a, yaqra’u, yaqru’u, qar’an, qira’atan, dan qur’aanan yang berarti menghimpun atau mengumpulkan huruf-huruf atau kata-kata menjadi satu bacaan yang disebut Al Qur’an. Tapi yang paling jelas adalah Al Qur’an adalah sebuah penamaan khusus sebuah Kitab Suci yang Allah turunkan seperti halnya nama Taurat, Injil, dan Zabur. Fungsi Al Qur’an sama halnya dengan Kitab lain yang sebelumnya, diturunkan sebagai satu sumber hukum yang digunakan oleh para nabi dan rasul dalam memutuskan suatu hukum dalam mengabdi (ibadah) kepada Allah dan yang terjadi pada akhirnya adalah hukum-hukum tersebut diiingkari dan didustakan oleh umatnya.

Dan bagaimana mereka menjadikan kamu hakim, sedangkan pada mereka ada Taurat yang di dalamnya ada hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu? Dan mereka bukanlah orang-orang yang beriman.
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, yang berhukum dengannya nabi-nabi yang Islam, alim ulama mereka, dan pendeta-pendeta untuk orang-orang Yahudi disebabkan mereka diminta untuk memelihara kitab-kitab Allah dan mereka adalah menjadi saksi-saksi atasnya. Maka janganlah kamu takut dengan manusia dan takutlah kepada-Ku dan janganlah kamu tukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Dan siapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.
Dan Kami tuliskan di dalamnya (Taurat) bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka pun ada qishashnya. Maka siapa yang yang membenarkan dengannya maka dia juga dapat menjadi penghapus untuknya. Dan siapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan, maka mereka itu orang-orang yang zhalim.
Dan Kami iringkan atas jejak mereka (Nabi pembawa Taurat) dengan Isa putra Maryam yang membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu isi Taurat dan Kami telah menurunkan kepadanya Injil yang di dalamnya juga ada petunjuk dan cahaya dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu isi Taurat. Dan menjadi petunjuk dan pengajaran buat orang-orang yang bertaqwa.
Dan hendaklah berhukum para Ahli Injil dengan apa yang Allah turunkan di dalamnya. Dan siapa yang tidak berhukum dengan apa yang Allah turunkan, maka mereka itu orang-orang yang fasik.
Dan Kami telah menurunkan kepadamu kitab Al Qur’an dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab yang sebelumnya dan menjadi penguji atas kitab-kitab yang lain; maka berhukumlah di antara mereka dengan apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti keinginan mereka daripada kebenaran yang datang kepadamu. Bagi setiap kamu Kami jadikan suatu jalan agama dan pola pikir. Kalau sekiranya Allah mau, sungguh Dia akan menjadikan kamu umat yang satu, dan akan tetapi Dia hendak menguji kamu pada apa yang Dia berikan kepadamu, maka saling mendahuluilah kamu dengan kebaikan itu. Kepada Allah tempat kembalimu semuanya, maka Dia akan memberitakan kepadamu dengan apa yang kamu perselisihkan.
Dan hendaklah kamu berhukum di antara mereka dengan apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti keinginan mereka, dan hati-hatilah kamu terhadap mereka agar mereka tidak membuat fitnah atas kamu tentang sebahagian yang Allah turunkan kepadamu. Maka jika kamu berpaling, maka ketahuilah Allah hanya hendak menimpakan kepada mereka sesuatu karena sebahagian kesalahan-kesalahn mereka. dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar fasik.
Maka apakah HUKUM JAHILIYAH yang mereka hendak cari? Dan siapakah yang paling baik dari hukum Allah untuk orang-orang yang yakin? (QS. 5 ayat 43-50)

Dengan melihat ayat di atas jelas sekali buat kita kedudukan kitab-kitab suci tersebut pada zamannya dan terhadap kitab-kitab yang lain yang diturunkan sebelumnya. Kitab yang datang sesudahnya menggantikan dan merevisi kitab yang sebelumnya. Bukan berarti kitab yang datang sebelumnya salah, tidak. Semua kitab yang Allah turunkan berisi kebenaran.
Tapi telah sama-sama kita ketahui bahwa Allah menurunkan sesuatu dengan cara pelan-pelan dan bertahap. Baik itu berbentuk sebuah kitab yang saling melengkapi, juga berbentuk ayat-ayat Al Qur’an yang tidak turun sekaligus. Hanya saja Kitab Al Qur’an Allah turunkan sebagai Kitab terakhir untuk masa itu dan sampai akhir zaman. Untuk itulah Allah mendesain isi kitab tersebut dengan isi-isi yang tidak akan pernah ketinggalan zaman meskipun zaman terus berubah.

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan kepada mereka Kitab Al Qur’an yang Kami jelaskannya atas dasar ilmu. Menjadi petunjuk dan rahmat untuk orang yang beriman (QS. 7 ayat 52)

Akan tetapi Allah menjadi saksi dengan Al Qur’an yang diturunkan kepadamu, Dia menurunkannya atas dasar ilmu-Nya dan malaikat juga menjadi saksi. Dan cukuplah Allah sebagai saksinya (QS. 4 ayat 166)

Ataukah mereka mengambil selain-Nya sebagai Tuhan? Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti keteranganmu! Al Qur’an ini adalah peringatan bagi orang yang bersamaku dan juga peringatan orang yang sebelumku. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui kebenaran itu, maka mereka berpaling. (QS. 21 ayat 24)

Al Qur'an berisi kalimat-kalimat Allah yang menakjubkan. Baik dari segi angka, huruf, bacaan, maupun makna yang terkandung di dalamnya, dan tidak ada satupun mahluk yang bisa membuat yang semisal Al Qur’an. Bahkan seandainya jin dan manusia bersatu pun tidak akan dapat membuat yang semisal dengannya.

Katakanlah: “Telah diwahyukan kepadaku sesungguhnya serombongan jin telah mendengarkan Al Qur’an. Lalu mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengar Al Qur’an yang menakjubkan, yang memberikan petunjuk kepada kecerdasan, maka kami beriman dengannya. Dan kami sekali-kali tidak mempersekutukan seorangpun dengan Rabb kami (QS 72 ayat 1-2)

Katakanlah: “Sungguh, jika
manusia dan jin berkumpul berusaha untuk mendatangkan yang semisal Al Qur'an, mereka tidak akan dapat mendatangkannya yang semisalnya, walaupun sebahagian mereka menjadi penolong buat sebahagian yang lain (QS. 17 ayat 88)

Al Qur'an yang awalnya adalah lembaran-lembaran yang terpisah kemudian dicatat dan disimpan dengan pengawasan dan izin Rasulullah ketika beliau masih hidup yang kemudian dikumpulkan dan disusun dengan pengawasan dan bantuan Allah ketika Rasulullah sudah wafat. Jadi mustahil Al Qur'an itu akan salah atau diselewengkan, karena zikr (peringatan, pelajaran atau isi) nya dipelihara oleh Allah. Mengenai perbedaan ini dan itu di kalangan penyusun, itu hanyalah masalah tekhnis. Dan tidak akan mempengaruhi isi daripada Al Qur'an itu sendiri. Terbukti sebanyak 6000 lebih ayat, tidak ada satupun yang berselisih malah saling menjelaskan dan memperkuat.

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Dzikr itu (Al Qur'an) dan sesungguhnya Kami benar-benar yang menjaganya.(QS. 15 ayat 9)

Sesungguhnya atas pengawasan Kami mengumpulkannya dan membacakannya (QS. 75 ayat 17)

Dan tiadalah kamu dalam suatu keadaan dan tidak membaca satu ayat dari Al Qur'an dan tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika kamu melakukan padanya. Dan tidak akan luput dari Rabb-mu seberat zarrahpun yang di bumi dan tidak pula di langit dan tidak yang lebih kecil dari yang demikian itu ataupun yang lebih besar melainkan di dalam Kitab yang dijelaskan. (QS. 10 ayat 61)

Al Qur'an adalah kitab sempurna yang tidak memerlukan penjelasan dari kitab-kitab lain buatan manusia. Dengan kata lain, Allah dan Rasul hanya memberikan sebuah kitab yang tidak ada keraguan yang sudah ada ketika Rasulullah masih hidup dan menyaksikan turunnya. Tidak ada istilah ketakutan pada diri Rasulullah dalam menyampaikan risalahnya dan tidak ada istilah ayat-ayat yang berceceran yang membuat lupa untuk ditulis di dalam Al Qur'an. Apalagi kepribadian seorang Rasulullah yang menjadi teladan pada sifat-sifatnya (uswatun hasanah) yaitu: tabligh, shidhieq, amanah, dan fathonah. Maka tidak ada dalam diri Rasulullah sifat tidak punya pendirian dan tidak dapat dipercaya.

Sesungguhnya telah ada contoh yang baik pada diri Rasulullah untukmu, untuk orang yang mengharap bertemu dengan Allah dan hari akhir dan banyak mengingat Allah (Surat 33:21)

Apa yang dikatakan Rasulullah dalam menyampaikan risalahnya adalah sesuai dengan apa yang terdapat di dalam Al Qur’an. Dan apa yang diperbuat oleh beliau adalah sesuai dengan apa yang beliau pahami dari Al Qur'an pada waktu itu. Beliau tidak berani mengatakan suatu apapun kecuali diperintahkan oleh Allah di dalam Al Qur’an karena melihat betapa berat resiko yang beliau tanggung apabila berani membuat-buat sesuatu selain daripadanya.

Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat dan apa yang tidak kamu lihat. Sesungguhnya Al Qur’an benar-benar perkataan Rasul yang mulia. Dan Al Qur'an bukan perkataan seorang penyair, sedikit sekali kamu yang beriman. Dan bukan perkataan seorang peramal, sedikit sekali kamu yang mengambil pelajaran. Al Qur'an turun dari Rabb semua alam. Sekiranya dia (Muhammad) mengatakan sebahagian perkataan atas nama Kami, sungguh Kami akan pegang tangan kanannya, kemudian benar-benar Kami akan potong urat tali jantungnya, lalu dari kamu tidak ada seorangpun dapat menghalangi dari hal itu (QS. 69 ayat 38-47)

Seperti halnya para rasul yang diutus sebelum beliau yang selalu didustakan oleh umatnya, Rasulullah Muhammad juga mengalami hal serupa (QS 35 ayat 4). Ketika beliau masih hidup, sudah banyak kaumnya yang menjadi kafir, munafik, musyrik, dan sebagainya (QS. 9 ayat 97, 101). Al Qur’an yang seharusnya dipelajari dan dijadikan petunjuk, malah didustakan dan ditinggalkan. Malah para Ahli Kitab pada waktu itu berlomba-lomba menulis dan menciptakan kitab untuk menyaingi dan membelokkan orang dari Al Qur’an dengan mengatakan bahwa kitab yang mereka tulis juga dari Allah (QS 2 ayat 79, 78, 4 ayat 46). Dan mereka berfikir, kalau Muhammad saja bisa membuat kitab seperti Al Qur’an, kenapa mereka tidak (QS. 25 ayat 4-6, 34 ayat 43)?
Karena waktu itu Bangsa Arab lebih menyukai dongeng, syair, angan-angan, dan prasangka, maka Al Qur’an hanya dianggap sebagai kitab yang kurang jelas, tidak terperinci, dan kaku bahkan yang membuatnya adalah seorang Muhammad yang sama sekali tidak pernah belajar kitab. Apabila Al Qur’an dianggap dongeng atau syair buatan Muhammad, maka yang terbaik menurut anggapan mereka adalah buatan para ulama-ulama dan ahli kitab mereka (QS 29 ayat 48). Akhirnya Al Qur’an ditinggalkan dan umatnya lebih suka mempelajari dan menerima kitab-kitab tulisan para ahli kitab.

Dan berkata Rasul: “Ya Rabb, sesungguhnya kaumku telah meninggalkan Al Qur’an.”
Dan seperti itulah Kami telah menjadikan bagi setiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Rabb-mu yang menunjuki dan yang menolong. (QS 25 ayat 30-31)

Rasulullah Musa mempunyai kaum yang digambarkan di dalam Al Qur'an sebagai kaum yang gagah dan kuat (QS 28 ayat 76). Ketika beliau masih hidup dan hanya meninggalkan kaumnya selama 40 malam, kaumnya telah meninggalkan ajaran beliau dan menerima ajaran seorang ulama waktu itu yang bernama Samiri yang membuat sesuatu dengan dasar mengatakan kepada kaumnya bahwa Musa lupa menyampaikannya (QS 20 ayat 88). Seorang ulama seperti samiri dan HANYA SEORANG diri, dengan tidak memerlukan waktu yang lama mampu merubah ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Musa. Bagaimana dengan Rasulullah Muhammad? Berapa lama beliau meninggalkan kaumnya sampai hari ini? Ketika beliau masih hidup, kaumnya sudah banyak yang meninggalkan Al Qur'an. Bagaimana setelah beliau wafat?. Dan tambahan lagi, berapa banyak ulama yang ada dari mulai beliau diutus sebagai rasul hingga beliau wafat?
Ketika Rasulullah masih hidup, beliau berpesan kepada umatnya untuk mengambil yang terbaik dari apa yang mereka dengar. Karena tugas beliau hanya menyampaikan dan mengingatkan, umatnya dibiarkan untuk memilih yang terbaik untuk bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah (QS 2 ayat 256).

Orang-orang yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti yang terbaiknya, mereka itulah orang-orang yang Allah tunjuki dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal (QS 39 ayat 18)

Dan ikutlah yang terbaik yang telah diturunkan kepadamu dari Rabb-mu sebelum data kepadamu azab dengan tiba-tiba sedang kamu tidak menyadari (QS 39 ayat 55)

Sedemikian banyaknya perkataan-perkataan, cerita-cerita, contoh-contoh, dan kitab-kitab yang diterima di kalangan umat Islam, ternyata yang paling baik adalah Al Qur'an. Demikian beberapa penjelasan-penjelasan Allah tentang Al Qur’an:

* Al Qur’an adalah Sibghah yang paling baik 2:138
* Al Qur’an adalah Takwil yang paling baik 4:59
* Al Qur’an adalah Hukum yang paling baik 5:50
* Al Qur’an adalah Kisah yang paling baik 12:3
* Al Qur’an adalah Tafsir yang paling baik 25:33
* Al Qur’an adalah Hadits yang paling baik 39:23

Setelah kita mengetahui yang terbaik di antara sedemikian banyak kitab-kitab dan hadits-hadits ternyata adalah Al Qur'an, maukah kita mulai saat ini bergegas untuk sama-sama mengkaji Al Qur'an. Jangan lagi meremehkan Al Qur'an dengan mengatakan bahwa Al Qur'an belum jelas kalau tidak dijelaskan dengan kitab-kitab yang lain seperti hadits-hadits. Dengan mengatakan Al Qur'an tidak menjelaskan ini dan itu secara mendetail, itu membuktikan bahwa kita tidak mempunyai akal.

Ini (Al Qur'an) sebuah kitab yang Kami telah turunkannya kepadamu penuh dengan keberkahan supaya mereka mengkaji ayat-ayatnya dan supaya mengambil pelajaran orang-orang yang berakal.(QS 38 ayat 29)

Apakah tidak cukup bagi mereka sesungguhnya Kami telah menurunkan atas kamu Kitab Al Qur'an yang dibacakan atas mereka. Sesungguhnya di dalam Al Qur'an itu benar-benar rahmat dan pengajaran buat orang yang beriman. Katakanlah: “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui yang di langit dan di bumi. Dan orang-orang yang beriman dengan yang bathil dan kafir dengan Allah, mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS 29 ayat 51)

Al Qur'an memerintahkan untuk taat Allah dan Rasul diantaranya adalah, apabila kita mentaati Allah dan Rasul kita akan mendapat rahmat (QS 3 ayat 132). Dan rahmat itu bisa kita dapatkan dengan mendengarkan dan memperhatikan ketika Al Qur'an dibacakan (QS 7 ayat 204). Allah memberikan Al Qur’an sebagai tanda sayang kepada hamba-Nya (QS 57 ayat 9). Rasul memberikan Al Qur'an sebagai tanda sayang kepada umatnya (QS 9 ayat 128, 10 ayat 15). Dengan mentaati Allah maka kita telah mentaati rasul yaitu dengan ketaatan yang satu, taat kepada Al Qur'an. Karena semua rasul mempunyai kewajiban yang sama yaitu menyampaikan apa yang Allah perintahkan dan memberikan seperti yang Allah berikan. Sesuai dengan janji mereka kepada Allah:

Katakanlah: “Kami beriman dengan Allah dan yang diturunkan atas kami dan yang diturunkan atas Ibrahim, Isma’il, Ishak, Yakub, dan anak keturunannya. Dan apa yang diberikan Musa, Isa, dan nabi-nabi dari Rabb mereka. kami tidak akan membeda-bedakan seorangpun dari mereka dan kami muslim kepada-Nya. (QS 3 ayat 84)

Semua Rasulullah mempunyai perjalanan dan ketetapan dalam melaksanakan perintah Allah yang disebut dengan sunnah. Dan sunnah mereka adalah sama. Contoh sunnah Rasulullah dari dahulu hingga sekarang yang tidak akan berubah:

Dan sesungguhnya mereka hampir-hampir memalingkan engkau (Hai Muhammad) dari Al Qur'an yang telah Kami wayukan kepada engkau, agar engkau membuat-buat atas nama Kami selainnya; dan kalau engkau berbuat demikian, mereka akan mengambil engkau sebagai sahabat yang setia. Dan sekiranya Kami tidak meneguhkan engkau, sesungguhnya benar-benar engkau hampir sedikit cenderung kepada mereka (pada) suatu hal, kalau terjadi demikian, sungguh Kami akan merasakan kepada engkau siksa berlipat ganda di dunia dan berlipat ganda sesudah mati. Dan kamu tidak akan mendapati atas siksaan Kami seorang penolongpun. Dan sesungguhnya hampir-hampir mereka menggertak engkau dari negeri itu untuk mengusir engkau daripadanya. Dan jika demikian, mereka tidaklah akan tinggal sepeninggal engkau melainkan sedikit (sebentar). Sebagai satu sunnah rasul-rasul Kami yang sungguh Kami telah utus sebelum engkau. Dan engkau tidak akan mendapati perubahan bagi sunnah Kami. (QS 17 ayat 73-77)

Jadi, Al Qur'an adalah sunnah Rasulullah Muhammad, bahkan sunnah semua rasul. Berbeda dengan apa yang diklaim oleh kebanyakan orang tentang Sunnah Rasul yang terpisah dari Al Qur'an.
Dengan beriman kepada Al Qur'an, maka kita telah beriman kepada Sunnah Rasul. Dan Al Qur'an bukan cuma sekedar dibaca mengharap pahala dari huruf-hurufnya seperti sebuah rajah atau mantera. Tetapi harus dipelajari isinya dan pahala itu bisa didapat dari amal perbuatan yang kita kerjakan sesuai dengan yang kita baca dan kita kaji dari isinya bukan dari hanya membaca Al Qur'an. Karena membaca Al Qur’an adalah taat kepada Allah dan melaksanakan sesuai dengan tuntutan Al Qur'an adalah taat kepada Rasul (QS 2 ayat 285, 2 ayat 137).

Pujian itu kepunyaan Allah!.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Ass. Wr. Wb

Bagaimana kita bisa mengerti Al Qur'an kalau tidak ada guru atau ulama yang membantu kita? Bukankah ulama itu pewaris para Nabi?

Ravie Ananda mengatakan...

semoga Tuhan selalu memberi anda rahmat...amin. memang sudah saatnya bagi kita untuk kembali meletakkan Quran sebagai kitab utama sesuai rukun iman. bukan malah kitab kumpulan orang orang terdahulu yang banyak perselisihan meskipun mereka mengatakan itu sumbernya dari nabi. sehingga Quran menjadi kitab no 2 setelah kitab2 tersebut.Astaghfirullohal'Adzim
Semoga anda selalu dalam rahmat Nya. Amin. Selamat berjihad menegakkan TauhidNya saudaraku...