01 Mei 2011

ZAKAT MENURUT AL QUR'AN

TA’RIF ZAKAT


Zakat secara harfiah artinya tumbuh, berkembang, subur, cerdas, menyucikan, membersihkan.
Seperti umumnya, zakat di dalam Al Qur’an juga terbagi dua. Hanya namanya saja
yang berbeda yaitu:

1. Zakat nafs
2. Zakat maal

Zakat nafs adalah zakat diri atau pensucian diri sedangkan zakat maal adalah zakat harta atau pensucian harta.
Kalau zakat diartikan tumbuh, berkembang, subur, dan cerdas, maka arti zakat menurut Al Qur’an adalah usaha untuk menumbuhkan, mengembangkan, atau menyuburkan harta kita secara hakiki dan juga mengembangkan atau mencerdaskan diri kita berdasarkan Al Qur’an.
Di dalam Al Qur’an, ada 57 ayat yang berhubungan dengan zakat, 15 tashrif (perubahan kata), dan 59 kali disebutkan. Arti-arti zakat itu lebih merujuk kepada pensucian.
زَكَى (suci), زكَّاهَا (mensucikannya), تُزَكُّوْا (mensucikan/menganggap suci), تُزَكِّيْهِمْ (mensucikan mereka), يُزَكُّوْنَ (mensucikan), يُزَكِّي (mensucikan), يُزَكِّيْكُمْ (mensucikan kamu), يُزَكِّيْهِمْ (mensucikan mereka), تَزَكَّى (mensucikan), يَتَزَكى (mensucikan), يَزَّكَّى (mensucikan), اَزْكَى (lebih suci), زَكِيًّا (suci), زَكِيَّة (suci), الزَّكَاة (pensucian)


BEBERAPA KEUTAMAAN ZAKAT:


1. SHALAT DAN ZAKAT DILAKUKAN SELAMA MASIH HIDUP

Dan Dia telah menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada dan Dia telah mewasiatkan aku dengan shalat dan zakat selama aku hidup, QS. 19 ayat 31


2. SHALAT DAN ZAKAT MENJADIKAN KITA ORANG YANG DIRIDHAI DI SISI ALLAH

Dan dia menyuruh keluarganya dengan shalat dan zakat dan dia adalah orang yang diridhai di sisi Rabb-nya. QS. 19 ayat 55


3. BALASAN ORANG YANG MENSUCIKAN (ZAKAT) DIJAMIN DENGAN DERAJAT YANG TINGGI DAN JANNAH (SURGA)

Dan siapa yang datang kepada-Nya dengan beriman, sungguh dia beramal saleh, maka mereka itu untuk mereka derajat-derajat yang tinggi. surga ‘Adn yang mengalir dari bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan siapa yang mensucikan. QS. 20 ayat 76


3. MAMPU MELAKUKAN ZAKAT / PENSUCIAN ADALAH SESUATU KEMENANGAN DIRI

Sesungguhnya menanglah orang-orang yang beriman
(yaitu) orang yang khusyu di dalam shalat mereka.
Dan orang-orang yang berpaling dari hal yang tidak berguna
Dan orang-orang yang mereka melaksanakan zakat (pensucian). QS. 23 ayat 4


dan jiwa serta penyempurnaannya
lalu Dia mengilhamkannya fajirnya serta ketaqwaannya.
Sesungguhnya menanglah orang yang mensucikannya
dan sesungguhnya telah kalah orang yang mengotorinya, QS. 91 ayat 7-10


Sesungguhnya menanglah siapa yang mensucikan.
dan mengingat isma Rabbnya, lalu dia shalat.
Tetapi kamu membekaskan kehidupan dunia.
Dan akhirat lebih baik dan lebih kekal. QS. 87 ayat 14-17


Ayat-ayat di atas yang pertama (QS. 91 ayat 7-10) berhubungan dengan zakat (pensucian) diri/jiwa dan yang kedua (QS. 87 ayat 14-17) berhubungan dengan zakat harta.
Intinya, melakukan zakat adalah suatu kemenangan didalam hidup karena jaminannya adalah derajat yang tinggi dan jannah (surge). Tidak melakukan zakat merupakan suatu kekalahan dan akan memasuki api yang besar (neraka).


4. SIAPA YANG MENSUCIKAN DIRI, MAKA UNTUK DIRINYA SENDIRI

Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan siapa yang mensucikan, sesungguhnya ia mensucikan untuk dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah kembali (mu). QS. 35 ayat 18

Zakat (pensucian) terbagi dua:

1. Zakat diri
2. Zakat harta



1. ZAKAT (PENSUCIAN) DIRI


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Dan siapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya dia menyuruh dengan fahsya dan mungkar. Sekiranya tidak ada karunia Allah atas kamu dan rahmat-Nya, tidak akan suci seorangpun di antara kamu selama-lamanya, dan akan tetapi Allah mensucikan siapa yang Dia mau. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. QS. 24 ayat 21


Syetan adalah musuh bagi manusia. Untuk mengetahui keberadaan dan cara menjauhinya adalah dengan membaca dan memahami isi Al Qur’an. Syetan adalah musuh yang menyelinap di dalam dada manusia (QS. 20 ayat 120, QS. 114 ayat 1-6), membuat rijs dan penyakit di dalam hati (QS. 5 ayat 90, QS. 22 ayat 53) hingga hati menjadi keras dan menjauhkan manusia dari Allah (QS. 58 ayat 19, QS. 57 ayat 16). Untuk mengatasi syetan dan menyembuhkan penyakit-penyakit hati yang ditimbulkan oleh mereka, Allah menurunkan Al Qur’an sebagai pengajaran dan obat penyakit hati. Al Quran yang Allah turunkan, berfungsi sebagai petunjuk hidup yang berisi perintah dan larangan. Itulah karunia dan rahmat dari Allah yang lebih baik dari semua yang kita kumpulkan selama ini (QS. 10 ayat 57-58)

Jangan menganggap diri kita itu adalah orang yang suci, karena kita berasal dari tanah dan air yang hina yang disimpan di dalam rahim yang kemudian berubah menjadi janin. Lebih baik berusalah untuk mensucikan diri kita dengan cara menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah yaitu yang selalu menjauhi perbuatan dosa . Hanya dengan selalu dekat kepada Allah diri/jiwa kita akan menjadi suci

Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan fahsya kecuali yang hanya sepintas. Sesungguhnya Rabb engkau Maha Luas ampunan-Nya. Dan Dia mengetahui keadaanmu ketika Dia menjadikanmu dari tanah dan ketika kamu sebuah janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dia lebih mengetahui orang yang bertaqwa. QS. 53 ayat 32


Apakah engkau tidak melihat kepada orang-orang yang mensucikan (menganggap suci) diri mereka? Sebenarnya Allah yang mensucikan siapa yang Dia mau dan mereka tidak akan dizhalimi sedikitpun. QS. 4 ayat 49

Dan rasa belas kasih dan kesucian dari sisi Kami. Dan dia adalah seorang yang bertaqwa. QS. 19 ayat 13



CARA UNTUK MEMBERSIHKAN JIWA KITA


Untuk mensucikan jiwa kita diperlukan suatu alat yang benar-benar suci. Dibuat oleh Yang Maha Suci dan terjamin kesuciannya, yaitu ayat-ayat Allah. Untuk mensucikan jiwa maka ada dua langkah;


1. DIBACAKAN AYAT-AYAT ALLAH:


Sebagaimana Kami telah mengutus pada kamu seorang rasul di antara kamu membacakan atasmu ayat-ayat Kami dan mensucikan kamu dan mengajarkanmu Kitab dan Hikmah dan mengajarkanmu apa yang kamu tidak ketahui. QS. 2 ayat 151

Ya Rabb kami, utuslah pada mereka seorang rasul dari mereka, yang membacakan atas mereka ayat-ayat Engkau, mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmat, dan membersihkan mereka. Sesungguhnya Engkau-lah Maha Perkasa lagi Maha Menghukum. QS. 2 ayat 129

Sesungguhnya Allah telah memberi karunia atas orang-orang yang beriman ketika Dia membangkitkan seorang rasul pada mereka dari diri mereka sendiri, yang membacakan atas mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmat, dan sesungguhnya sebelum itu mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang terang. QS. 3 ayat 164

Dia yang telah membangkitkan pada orang-orang yang ummi seorang Rasul dari mereka membacakan atas mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan Kitab dan Hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar berada dalam kesesatan yang terang, QS. 62 ayat 2


2. MEMBACAKAN AYAT-AYAT ALLAH DAN TIDAK MENYEMBUNYIKAN KEBENARANNYA


Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Allah telah turunkan di antara isi Kitab Al Qur'an dan mereka menukar harga yang sedikit dengannya, mereka itu tidak memakan ke dalam perut mereka melainkan api, Allah tidak akan bercakap-cakap dengan mereka pada hari kiamat, tidak mensucikan mereka, dan untuk mereka azab yang pedih. QS. 2 ayat 174


2. ZAKAT (PENSUCIAN) HARTA


Di dalam harta yang kita miliki/hasil usaha kita pada hakekatnya terdapat hak milik orang lain yaitu: hak orang yang meminta dan tidak meminta.

Dan di dalam harta-harta mereka ada hak buat orang yang meminta dan tidk meminta. QS. 51 ayat 19

Dan orang-orang yang di dalam harta mereka ada hak yang diketahui, (yaitu) untuk orang yang meminta dan yang tidak meminta QS. 70 ayat 24-25

Untuk membersihkannya maka kita harus mengeluarkannya atau memberikannya untuk mereka (yang meminta dan yang tidak meminta) sebagai suatu aktifitas yang disebut dengan zakat maal atau pensucian harta. Pemberian harta dengan maksud untuk pensucian (zakat) itu disebut dengan shadaqah.

Ambillah harta-harta mereka sebagai shadaqah untuk membersihkan mereka dan mensucikan (zakat) mereka dan berikanlah restu/dukungan kepada mereka. Sesungguhnya restu/dukungan engkau satu ketenangan untuk mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha mengetahui QS. 9 ayat 103


Manfaat zakat harta itu adalah:

1. Dijauhkan dari neraka

Dan kelak akan orang yang paling taqwa akan dijauhkan darinya (neraka itu), yaitu orang memberikan hartanya untuk menjadikannya suci. QS. 92 ayat 17-18

2. Menyuburkan harta di sisi Allah/melipatgandakan/mengekalkan

Dan riba yang kamu berikan untuk menyuburkan pada harta-harta orang lain, maka tidak akan menyuburkan di sisi Allah. Dan zakat yang kamu berikan untuk menghendaki wajah Allah, maka mereka itulah orang-orang yang melipatgandakan. QS. 30 ayat 39

3. Kalau tidak mau mengeluarkan zakat tergolong orang yang kafir dengan akhirat

orang-orang yang tidak memberikan zakat dan mereka kafir dengan akhirat. QS. 41 ayat 7



BEBERAPA AYAT TENTANG ORANG YANG MENDIRIKAN SHALAT WAJIB MENGELUARKAN ZAKAT


1. Dirikan Shalat Dan Berikan Zakat, Dan Ruku’ Bersama Orang Yang Ruku’

Dan dirikanlah shalat, berikanlah zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’. QS. 2 ayat 43


2. Dirikan Shalat Dan Berikan Zakat. Apapun Kebaikan Yang Kamu Perbuat Kamu Akan Dapati Di Sisi Allah

Dan dirikanlah shalat dan berikanlah zakat. Dan kebaikan yang kamu dahulukan untuk dirimu, kamu akan mendapatinya di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat dengan apa yang kamu kerjakan. QS. 2 ayat 110


3. Mendalami Ilmu Al Qur’an Wajib Mendirikan Shalat Dan Memberikan Zakat

Akan tetapi orang-orang yang mendalami ilmu di antara mereka dan orang-orang yang beriman, mereka beriman dengan Al Qur'an yang diturunkan kepada engkau dan apa yang diturunkan sebelum engkau, mendirikan shalat, memberikan zakat, dan beriman kepada Allah dan hari akhir. Mereka itulah kelak Kami akan memberikan balasan yang besar. QS. 4 ayat 162


4. Allah, Rasulnya Dan Orang-Orang Yang Beriman Yang Mendirikan Shalat Dan Memberikan Zakat Adalah Wali Buat Orang Yang Beriman

Sesungguhnya wali kamu adalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat memberikan zakat, dan mereka ruku’ QS. 5 ayat 55


5. Yang Berhak Memakmurkan Mesjid-Mesjid Allah Adalah Orang-Orang Yang Shalat Dan Memberikan Zakat

Sesungguhnya yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman dengan Allah dan hari akhir, mendirikan shalat, memberikan zakat, dan tidak takut melainkan kepada Allah. Maka mungkin saja mereka itu akan menjadi di antara orang-orang mendapat petunjuk. QS. 9 ayat 18


6. Orang-Orang Yang Beriman Laki-Laki Dan Perempuan Yang Mendirikan Shalat Dan Memberikan Zakat Harus Saling Membantu

Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan sebahagian mereka menjadi wali sebahagian yang lain. Mereka menyuruh dengan yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, memberikan zakat, dan thaat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah kelak Allah akan memberi rahmat kepada mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Perkasa lagi Maha Menghukum. QS. 9 ayat 71


7. Para Pemimpin Yang Memberikan Petunjuk Dengan Perintah Allah Mendirikan Shalat Dan Memberikan Zakat

Dan Kami telah menjadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menunjuki dengan perintah Kami dan Kami telah wahyukan kepada mereka berbuat kebaikan, mendirikan shalat, dan memberikan zakat, dan adalah mereka mengabdi kepada Kami. QS. 21 ayat 73


8. Orang Yang Ditempatkan/Tinggal Di Bumi, Mereka Mendirikan Shalat Dan Memberikan Zakat

Orang-orang yang jika Kami tempatkan mereka di bumi, mereka mendirikan shalat, memberikan zakat, menyuruh dengan yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan bagi Allah akibat segala urusan. QS. 22 ayat 41


9. Orang-Orang Yang Berjihad (Sungguh-Sungguh) Dengan Sebenarnya Adalah Orang Yang Tidak Sempit Di Dalam Melaksanakan Dien, Mendirikan Shalat Dan Memberikan Zakat

Dan berjihadlah kamu pada (jalan) Allah dengan sebenar-benar jihad. Dia telah memilih kamu dan Dia tidaklah menjadikan atas kamu suatu kesempitan di dalam din, millah bapak kamu Ibrahim. Dia telah menamai kamu orang-orang muslim dari sebelumnya dan di dalam Al-Qur'an ini, supaya Rasul menjadi saksi atas kamu dan kamu menjadi saksi atas manusia, maka dirikanlah shalat, berikanlah zakat, dan berpegang teguhlah dengan (tali) Allah. Dia adalah Pemimpinmu, maka Dia sebaik-baik Pemimpin dan sebaik-baik Penolong. QS. 22 ayat 78


10. Orang-Orang Yang Mendirikan Shalat Dan Memberikan Zakat Adalah Orang Yang Yakin Dengan Akhirat

Orang-orang yang mendirikan shalat dan memberikan zakat sedang mereka yakin dengan akhirat. QS. 27 ayat 3


11. Ikhlas Mengabdi Kepada Allah, Mendirikan Shalat Dan Memberikan Zakat Adalah Dien Yang Lurus

Dan mereka tidaklah diperintah melainkan supaya mereka mengabdi kepada Allah dengan ikhlas bagi-Nya din yang hanif itu, dan mendirikan shalat, dan memberikan zakat. Dan itulah din yang lurus. QS. 98 ayat 5


Tidak seperti pengertian umum tentang zakat bahwa zakat adalah salah satu nama kegiatan mengeluarkan harta di jalan Allah disamping ada yang disebut dengan infak dan shadaqah. Sehingga ada panitia yang mengurusnya (amil) yang disebut BAZIS (Badan Amil Zakat Infak dan Shadaqah).
Pengertian tentang zakat harta di dalam Al Qur’an adalah mengeluarkan harta untuk mensucikannya. Kegiatannya disebut shadaqah. Dari shadaqah terbagi lagi, ada yang disebut dengan infak dan qiradh.
Shadaqah adalah memberikan harta kita sebagai suatu pembenaran/pembuktian adanya zakat. Sesuai dengan namanya yang berasal dari kata صدق yang artinya benar atau صدّق yang artinya membenarkan. Karena itu Al Qur’an, untuk menjelaskan tentang mustahik atau yang berhak menerimanya, menggunakan kata shadaqah bukan kata zakat.


انّما الصدقات للفقراء والمساكين والعاملين عليها والمؤلفة قلوبهم وفي الرقاب والغارمين في سبيل الله وابن السبيل فريضة من الله والله عليم حكيم

Shadaqah-shadaqah itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil, orang yang dipersatukan hatinya (muallaf), Riqab, gharim di jalan Allah, dan ibnu sabil, suatu kewajiban dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Menghukum. QS. 9 ayat 6)


Berdasarkan ayat di atas ada beberapa mustahik (yang berhak) menerima shadaqah yang dijelaskan yaitu:

1. Fakir
2. Orang-orang miskin
3. Para amil
4. Muallaf
5. Riqab
6. Gharim
7. Ibnu sabil




FAKIR


Fakir berasal dari kata faqara yang artinya membutuhkan, memerlukan, berhajat. Fakir ada beberapa macam dijelaskan di dalam Al Qur’an:


1. FAKIR SECARA BAHASA

Siapapun orangnya, apabila dia membutuhkan, maka dia wajib dibantu. Tak perduli apakah dia itu orang kaya atau miskin, apabila memerlukan bantuan, baik itu berupa tenaga atau harta, maka dia wajib dibantu dengan shadaqah itu. Sesuai dengan pernyataan Al Qur’an yang mengatakan bahwa semua manusia itu fakir terhadap Allah

Hai manusia, kamu adalah fakir-fakir kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. QS. 35 ayat 15


2. FAKIR KARENA TERKURUNG DI JALAN ALLAH

Bagi orang-orang yang fakir (yaitu) orang-orang yang terkurung di jalan Allah; mereka tidak sanggup mencari usaha di muka bumi; orang-orang yang bodoh mengira mereka itu orang kaya karena menjauhkan diri dari yang dilarang. Kamu kenal tanda-tanda mereka, mereka tidak akan meminta kepada orang dengan sangat. Dan apa yang kamu infakkan dari suatu kebaikan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengannya. QS. 2 ayat 273

Orang yang pekerjaannya hanya menyeru manusia di jalan Allah atau melakukan hal-hal yang berhubungan dengan syiar-syiar Allah, sementara dia tidak mempunyai pekerjaan lain atau dengan kata lain dia hanya menghabiskan tenaga dan pikirannya untuk di jalan Allah. Dia bukan tidak mau bekerja, bisa saja dia bekerja mencari kehidupannya, tapi belum tentu pekerjaannya bisa memberikan dia waktu lagi untuk melakukan tugasnya. Karena itu kewajiban orang-orang yang beriman membantunya untuk memenuhi kebutuhannya sebagai manusia. Apakah itu memberikan santunan kepadanya atau membuka usaha untuknya yang tidak menyita waktunya sehingga dia bisa melakukan tugasnya untuk bersyiar di jalan Allah.


3. BAAISAL FAKIIR ATAU ORANG FAKIR YANG KESUSAHAN

Supaya mereka menyaksikan manfaat-manfaat untuk mereka dan mengingat isme Allah pada hari-hari yang diketahui (ditentukan) atas apa yang telah Allah rezkikan kepada mereka dari binatang ternak berkaki empat. Maka makanlah daripadanya dan berilah makan orang-orang fakir yang hidupnya kesusahan. QS. 22 ayat 28

Orang yang hidupnya dalam kesusahan atau kesulitan ekonomi. Entah apakah dia ditinggal mati oleh suaminya (janda), bapaknya (yatim), atau tulang punggung keluarganya atau sebatangkara sehingga dia mengalami kesulitan dalam membiayai hidupnya.


4. FAKIR KARENA DIKELUARKAN DARI KAMPUNG HALAMAN KARENA MENCARI RIDHA ALLAH

Untuk orang-orang yang fakir yang berhijrah yang dikeluarkan dari kampung-kampung mereka dan harta-harta mereka mencari keutamaan dari Allah dan keridhaan dan menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. QS. 59 ayat 8

Ayat di atas menceritakan tentang fakir yang dikeluarkan dari kampung mereka. Pikiran kita langsung mengarah kepada orang-orang yang diusir dari kampungnya karena memperjuangkan dien Allah. Memang benar, ayat itu bercerita tentang keadaan orang-orang yang beriman masa dahulu banyak yang diusir hanya karena mereka beriman kepada Allah dan mempertahankan ajaran Allah hingga mereka akhirnya diusir. Zaman sekarang ada juga yang seperti itu, karena dien islamnya tidak sesuai dengan tradisi kebanyakan orang dan hanya berpegang teguh kepada ajaran Allah yaitu Al Qur’an, lalu dia dikucilkan bahkan sampai terusir dari kampungnya atau keluarganya.
Namun ayat tersebut tidak hanya menjelaskan tentang orang yang terusir, karena kalau dia tidak terusir, apakah ayat itu tidak berlaku padanya?
Pengertian ayat itu juga menceritakan bagaimana orang yang berjuang habis-habisan hingga dikeluarkan dari kehidupan dunianya cuma karena mencari keutamaan dan ridha dari Allah. Dari dia kaya sampai dia tidak punya apa-apa atau bahasa lainnya dari ghani menjadi fakir.
Kedua macam fakir dalam pengertian ayat itu harus dibantu oleh orang-orang yang ingin bershadaqah.


MISKIN


Berasal dari kata sakana yang artinya diam, tidak bergerak, mendiami rumah atau sakuna yang artinya menjadi diam, tidak bergerak, menjadi diam di rumah.
مسكن jamaknya مساكن yang artinya rumah atau tempat diam.
مسكين jamaknya مساكين yang artinya yang tidak bergerak, yang diam.
Pengertian miskin adalah orang yang tidak melakukan pekerjaan apa-apa atau tidak bisa melakukan pekerjaan apa-apa, dia hanya tinggal di rumah. Bisa dikatakan bahwa orang miskin adalah orang yang tidak bekerja atau pengangguran. Mungkin saja karena dia sudah tua sekali, tidak punya kemampuan apa-apa, dan cacat. Sedangkan dia punya kebutuhan tapi tidak mampu mendapatkannya.
Ada juga orang yang tidak mempunyai pekerjaan/menganggur atau tidak mampu melakukan apa-apa, dan dia juga tidak punya tempat tinggal/rumah

atau orang miskin yang tergeletak di tanah. QS. 90 ayat 16

Ada juga orang-orang miskin yang punya pekerjaan tetapi tidak mencukupi. Entah apakah dia punya tempat tinggal atau tidak.



AMIL


Amil adalah isim fa’il dari kata ‘amala. ‘Amil artinya yang mengerjakan. Bukan orang yang melakukan shadaqah itu melainkan orang yang mengatur/mengurus/mendistribusikan shadaqah itu kepada mustahik apabila kita menyerahkan tugas untuk membagikannya kepada orang lain atau bukan kita langsung. Karena itu kalimatnya “والعاملين عليها”.



MUALLAF


Berasal dari kata ألف yang artinya menyatukan dan مؤلّف artinya yang dipersatukan. Ayat ini mengandung arti orang yang dipersatukan hatinya dengan Al Qur’an. Awalnya kafir lalu menjadi beriman. Awalnya menolak kemudian menerima. Orang yang seperti ini harus dibantu kehidupannya agar dia meyakini kebenaran Al Qur’an sebagi petunjuk yang terbaik yang selalu mengajarkan kepada yang mengimaninya agar berbuat baik kepada sesamanya.

Dan Dia yang telah mempersatukan antara hati mereka. Kalau kamu menginfakkan apa yang ada di bumi semuanya, kamu tidaklah dapat mempersatukan antara hati mereka dan akan tetapi Allah yang telah mempersatukan antara mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Perkasa lagi Maha Hakim. QS. 8 ayat 63



RIQAB


Riqab berasal dari kata raqaba yang artinya mengawasi, menjaga, menunggu, memelihara, mengintip.
رقاب Jamak dari kata رقبة yang artinya belakang leher, budak, hamba.
Arti yang sering diartikan adalah budak. Padahal zaman sekarang sudah tidak ada lagi perbudakan. Kalau artinya leher belakang, itu artinya ada di bawah kepala dan berada di belakang leher.
Karena tidak ada lagi perbudakan dan tidak mungkin artinya leher belakang, maka arti riqab itu sesuai dengan makna ketiganya yaitu budak, mengawasi, dan leher belakang menjadi orang yang berada di bawah pengawasan kita. Kalau kita majikan maka riqab adalah pembantu kita. Kalau kita bos atau kepala, maka riqab ada di bawah kita atau bawahan atau anak buah yang bekerja pada kita.


Melepaskan riqab QS. 90 ayat 13


Pada terjemahkan, di artikan melepaskan perbudakan. Bila mengikuti terjemahan rasanya sulit untuk melaksanakan karena sudah tidak ada lagi yang namanya perbudakan. Maknanya yang tepat adalah jangan menganggap orang yang ada di bawah kita apakah dia itu pembantu atau bawahan kita seperti budak, tetapi anggaplah mereka itu saudara atau sahabat kita yang harus kita bantu ketika dalam kesulitan secara moril maupun materil.



GHARIM


Gharim berasal dari kata gharama. Ghariim itu jamaknya gharamaa’ artinya yang berhutang. Tidak semua gharim itu wajib dibantu. Yang wajib dibantu adalah yang gharim atau berhutang untuk di jalan Allah. Misal, ada seseorang yang ingin berqurban atau mengeluarkan shadaqah, karena dia tidak punya uang, dia meminjam pada orang lain buat mengerjakannya. Kemudian dia tidak mampu membayar hutang itu maka kewajiban kita dengan bershadaqah adalah membayarkan hutangnya. Meskipun dia mampu membayarnya, tetapi kita ingin berbuat baik dengan membayarkannya, maka apa yang kita lakukan itu juga namanya shadaqah.



IBNU SABIL


Ibnu artinya anak dan sabil artinya jalan/jalanan. Ibnussabil diartikan sebagai musafir, pengembara, dan orang yang dalam perjalanan. Arti ini tidak salah, siapa yang dalam perjalanan, kemudian mengalami kesulitan, maka dia wajib dibantu. Bisa juga artinya anak yang orangtuanya sedang berjuang di jalanan. Bisa juga anaknya orang yang sedang berjuang di jalan Allah. Tetapi sebenarnya yang paling mudah dan nyata di hadapan kita adalah anak-anak jalanan. Anak-anak yang berkeliaran di jalan untuk membanting tulang membantu atau bahkan menggantikan pekerjaan orangtuanya. Adakah orang yang mau berbaik hati membantu ekonomi mereka atau sedikitnya menghargai mereka? Mereka juga punya hak loh di dalam shadaqah kita.



INFAQ


Infaq berasal dari kata اَنْفَقَ yang artinya membelanjakan. Kata dasarnya ada نَفَقٌ jamaknya اَنْفَاقُ yang artinya jalan menembus bukit, atau lubang. Jadi makna dari infaq adalah membelanjakan/melubangi. Infaq harta adalah membelanjakan harta atau melubangi harta. Bila itu artinya melubangi harta, apa maksudnya?
Coba simak ayat-ayat di bawah ini tentang kisah sahabat Musa yang cerdas:

Maka mereka berdua berjalan sehingga ketika mereka naik di perahu, dia melubanginya. Dia (Musa) berkata: “Apakah kamu melubanginya untuk menenggelamkan pemiliknya? Sesungguhnya kamu benar-benar mendatangkan suatu masalah”. QS. 18 ayat 71
Adapun perahu itu, maka dia adalah kepunyaan orang-orang miskin yang mereka bekerja di laut, lalu aku berkehendak untuk membuatnya cacat, karena di belakang mereka ada seorang raja yang akan mengambil (merampas) tiap-tiap perahu dengan marah. QS. 18 ayat 79


Hikmah dari dua ayat itu adalah, menginfakkan harta sama halnya dengan melubanginya. Karena di dalam harta kita ada milik orang miskin. Dengan membantu mereka atau mengeluarkan infak kepada mereka bukan hendak membuat mereka tenggelam atau malas berusaha, melainkan kita sedang melaksanakan kewajiban kita dan menyelamatkan harta tersebut, karena di depannya ada seorang raja yang merasa memiliki sepenuhnya yaitu nafsu kita.
Di dalam Al Qur’an ada dua pertanyaan tentang infak. Yaitu:

Mereka bertanya kepada engkau apa yang mereka infakkan. Katakanlah: “Suatu yang baik yang kamu infakkan, maka untuk kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnu sabil. Dan kebaikan yang kamu perbuat, maka sesungguhnya Allah mengetahui dengannya. QS. 2 ayat 215

Dan mereka bertanya kepada engkau apa yang mereka infakkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan.” Seperti itulah Allah menjelaskan untukmu ayat-ayat itu agar kamu berfikir. QS. 2 ayat 219


Infaq adalah bagian dari shadaqah. Infaq lebih cenderung membelikan sesuatu keperluan mustahik. Pada ayat pertama di atas tadi, menjelaskan tentang mustahik yang menerima infak. Itu artinya, membelikan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh orangtua, kerabat (orang terdekat seperti keluarga, sahabat, teman, dan lain-lain), anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnu sabil. Tetapi pengertian tentang infak saat ini adalah berbentuk uang. Apapun pengertian kita, entah apakah kita akan memberikan berbentuk uang atau benda, yang paling terpenting adalah prakteknya.
Pada ayat yang kedua, mengenai apa yang kita infakkan, pada ayat itu dijelaskan ” yang lebih dari keperluan”. Pertanyaannya adalah, adakah orang yang lebih dari keperluannya kalau setiap saat keinginan dan kebutuhannya selalu di update dengan kepuasan hidup dan kebanggaan diri memiliki lebih dari yang lain?
Sebenarnya kata “yang lebih dari keperluan” hanyalah sindiran halus dari Allah, karena memang Dia tidak membutuhkan apapun dari kita, tetapi kitalah yang membutuhkanNya. Jadi kalau memang kita yang membutuhkanNya, mengapa kita tidak berusaha untuk mendahulukanNya?
Yang menariknya “العفو” yang diartikan sebagai “yang lebih dari keperluan” ternyata punya arti lain yaitu “MAAF”. Nah, kalau arti yang ini mungkin cocok buat orang yang pelit. Apabila ada petugas infak datang untuk meminta infak, dia akan mengatakan….”MAAF” heheheh..
Umumnya, rezki yang kita terima kita dahulukan dulu buat kebutuhan kita, baru kemudian sisanya kita shadaqahkan. Itupun kalau ada sisanya, kalau tidak ya…MAAF.
Apakah menomerduakan shadaqah itu tidak boleh. Ehm…boleh saja. Hanya kita dan Tuhan yang tahu tentang amal kebaikan kita. Namun ada satu hal yang harus kita fikirkan, kalau zakat itu artinya mensucikan atau membersihkan….Mana ya lebih dahulu, dimakan dahulu atau dibersihkan dahulu?



BEBERAPA AYAT TENTANG ORANG YANG MENDIRIKAN SHALAT WAJIB INFAQ


1. Beriman dengan keghaiban, mendirikan shalat dan mengeluarkan infak

orang-orang yang beriman dengan keghaiban dan mendirikan shalat, dan menginfakkan dari yang Kami telah rezkikan kepada mereka, QS. 2 ayat 2

2. Ketika ingat Allah hati berasa takut, sabar, mendirikan shalat, dan mengeluarkan infak

orang-orang yang apabila diingat nama Allah berasa takut hati mereka, orang-orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, mendirikan shalat, dan mereka, mereka menginfakkan apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka. QS. 22 ayat 35



QIRADH



Qiradh berasal dari kata “اقرض” yang artinya meminjamkan atau menghutangi. 12 kali kata itu disebutkan di dalam Al Qur’an. Apakah Allah meminjam sesuatu kepada kita?
Logikanya, Allah tidak perlu meminjam. Kalau Allah mau, Dia tinggal mengambil semua milik kita baik dengan cara halus maupun kasar. Mengapa ada kata meminjamkan?
Apabila kita mempunyai kelebihan harta, suatu saat ada yang meminjam sesuatu kepada kita, apakah itu berbentuk uang atau barang, kemudian kita meminjamkannya, setelah itu kita mengikhlaskannya, itu namanya meminjamkan untuk Allah. Namun apabila kita mengharap itu dikembalikan, itu hanyalah pinjaman biasa.
Meminjamkan kepada orang lain adalah meminjamkan sesuatu yang masih baik, bukan sesuatu yang sudah jelek.
Apabila seorang GHARIM yang berhutang atau meminjam sesuatu untuk di jalan Allah. Orang yang meminjamkannya dan mengikhlaskannya namanya melakukan QIRADH dan orang yang membantu membayarkannya atau membebaskan hutang-hutang orang lain kepadanya namanya melakukan SHADAQAH.



MENDIRIKAN SHALAT DAN MELAKUKAN QIRADH


Dan sesungguhnya benar-benar Allah telah mengambil pengukuhan Bani Israil dan Kami telah membangkitkan dari mereka dua belas orang ketua dan Allah berkata: “Sesungguhnya Aku bersamamu, sungguh jika kamu mendirikan shalat, memberikan zakat, beriman kepada rasul-rasul-Ku, membantu mereka, dan meminjamkan Allah dengan pinjaman yang baik, sungguh Aku akan menghapus kesalahan-kesalahanmu darimu dan sungguhAku akan memasukkan kamu ke jannah yang mengalir dari bawahnya sungai-sungai. Maka siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, maka sesungguhnya dia telah sesat dari jalan yang lurus. QS. 5 ayat 12

Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah laki-laki dan perempuan dan meminjamkan Allah pinjaman yang baik, Dia akan melipatgandakan untuk mereka; dan untuk mereka upah yang mulia. QS. 57 ayat 18

Jika kamu meminjamkan Allah dengan pinjaman yang baik, Dia akan melipatgandakannya untukmu dan mengampunimu. Dan Allah Maha Bersyukur lagi Maha Sangat Sabar. QS. 64 ayat 17


Siapa yang meminjamkan Allah pinjaman yang baik, maka Dia akan melipatgandakan untuknya dan untuknya upah yang mulia. QS. 57 ayat 11

Berdasarkan ayat-ayat di atas, jelaslah bagi kita bahwa shadaqah itu memberikan rezki kita kepada orang lain yang membutuhkan. Infak itu membelanjakan rezki kita buat keperluan orang lain yang membutuhkan. Qiradh itu adalah meminjamkan harta kita kepada orang lain yang membutuhkan.
Shadaqah, infaq, atau qiradh adalah cara kita menzakati atau mensucikan harta kita. Karena semua itu adalah cara kita berzakat, maka dasarnya adalah sama yaitu ikhlas dan ketentuannyapun sama.

Beberapa ketentuan tentang pelaksanaannya:

1. Harta yang kita miliki atau kuasai QS. 57 ayat 7
2. Sembunyi dan terang-terangan QS. 13 ayat 22
3. Lapang maupun sempit QS. 3 ayat 134
4. Tidak berlebihan dan tidak bosan QS. 25 ayat 67
5. Sesuatu yang masih kita suka dan yang masih baik QS. 3 ayat 92, 2 ayat 267
6. Jangan memberikan sesuatu yang buruk/jelek QS. 2 ayat 267
7. Mencari ridha Allah QS. 2 ayat 272
8. Tidak boleh ada manna dan adza QS. 2 ayat 264
9. Sesuai dengan kesanggupan kita dan sesuai dengan harta yang kita miliki QS. 65 ayat 7
10. Jangan ingin dilihat oleh orang lain QS. 4 ayat 38


Beberapa jaminan dari Allah bagi yang melaksanakannya:


1. Allah mengetahui….QS. 2 ayat 270
2. Allah akan mengganti QS. 34 ayat 39
3. Balasan yang besar QS. 57 ayat 7
4. Allah akan sempurnakan dan tidak akan dizhalimi QS.
5. Allah akan dekat dengannya QS. 9 ayat 99
6. Dibalas 700 kali lipat QS. 2 ayat 261
7. Memberikan keberkahan hidup QS. 2 ayat 265


Meskipun Allah menjamin bagi orang yang mengerjakannya dengan beberapa jaminan di atas, kita diperintahkan untuk ikhlas dalam mengerjakannya QS. 98 ayat 5
Jangan sampai setelah kita melakukannya menganggap Allah telah berhutang sesuatu kepada kita yang kita tunggu bayarannya atau menganggap kita telah merugi melakukannya Karena jaminan-jaminan di atas tidak kita dapatkan. QS. 9 ayat 98


BERAPA JUMLAH YANG HARUS KITA KELUARKAN?


Dan ketahuilah, sesungguhnya keuntunganmu dari apapun, maka sesungguhnya untuk Allah seperlimanya dan untuk Rasul, kerabat, anak-anak yatim, miskin, dan ibnu sabil, jika kamu beriman dengan Allah dan apa yang Kami turunkan atas abdi Kami pada hari Furqan, hari bertemunya dua kumpulan. Dan Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. QS. 8 ayat 41

Berdasarkan ayat di atas, shadaqah yang harus kita keluarkan dari harta kita adalah 1/5 atau 20 %. Ada yang bertanya: “Bukankah ayat di atas tentang ghanimah atau harta rampasan perang?”
Benar . Ayat di atas memang berkenaan dengan ghanimah. Kalau ghanimah hanya diartikan dengan harta rampasan perang, berarti ayat itu tidak cocok buat kita karena saat ini kita tidak sedang berperang. Bukankah Al Qur’an petunjuk buat masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Apa kaitan dengan masa saat ini?
Ghanimah adalah “غَنْمٌ” yang artinya harta yang diambil dari orang kafir
“غُنْمٌ” yang artinya faedah, untung, guna
“غَنَمٌ” yang artinya biri-biri, kambing.
“غَنِيْمَةٌ” jamaknya “غَنَائِمُ” yang artinya keuntungan.
Ayat-ayat yang berkaitan dengan ghanamun adalah: “غَنِمْتُمْ” QS. 8 ayat 69, “مَغَانِمُ” QS. 4 ayat 94, 48 ayat 15, 19, 20, “الغَنَمُ” QS. 6 ayat 146, 21 ayat 78, “غَنَمِى” QS. 20 ayat 18

Berdasarkan ayat dan penjelasan di atas, ghanimah itu adalah harta yang kita dapatkan baik itu dengan jalan merampas dari orang kafir (zaman perang), gaji kita atau keuntungan kita (berdagang dan lain-lain).
20 % dari gaji kita atau keuntungan atau rezki yang kita dapatkan wajib dikeluarkan untuk shadaqah.
Kalau gaji kita atau keuntungan kita Rp. 1.000.000, maka yang wajib dikeluarkan adalah: 20 % x Rp. 1.000.000 = Rp. 200.000.
Melihat hitungan tersebut, rasanya kita agak keberatan. Hanya orang-orang yang yakin dengan Allah Yang Maha Kaya, Maha Penyayang, dan Pemberi Rezki yang mampu melakukan sepenuhnya berdasarkan ayat itu.


Pujian itu kepunyaan Allah!

10 April 2011

ISMA BUKAN HANYA “NAMA” TETAPI “ISME” ATAU SISTEM KEPERCAYAAN

بِسْم اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Artinya:

Dengan Isme Allah Ar Rahman yang Maha Penyayang

Banyak terjemahan hanya mengartikan bismillah (بسم الله) “dengan menyebut nama Allah“ atau ada juga yang mengartikan “Dengan nama Allah

Di dalam Al Quran terdapat 15 pola kata dari kata “ism” (اسم) yaitu: اسم, بسم, اسمه, اسماء, اسمائه, اسمائهم, سمَّاكم, سمّيتموها, سمّيتها, ليسمّون, سمّوهم, تسمّى, تسمية, مسمّى, سميّا

Ism (اسم) itu artinya nama, isme, sistem. Apabila kita mengartikan isma dengan arti umum yaitu nama, maka maknanya menjadi sempit dan tidak memberikan pengertian luas atas tujuan disebutkan kata itu. Contohnya penyebutan kata isma pada kisah Nabi Adam.

Dan Dia mengajarkan Adam isme-isme segalanya, kemudian menghadapkan semua itu kepada para malaikat, lalu Dia berkata: "Beritakanlah kepada-Ku isme-isme itu semua jika kamu adalah orang-orang yang benar?"

Mereka berkata: "Maha Kuasa Engkau, tidak ada ilmu bagi kami melainkan apa yang Engkau telah ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau-lah Maha mengetahui lagi Maha Menghukum.

Dia berkata: "Hai Adam, beritakanlah kepada mereka isme-isme itu semua". Maka tatkala dia memberitakan kepada mereka isme-isme semua itu, Dia berkata: "Bukankah Aku telah mengatakan kepadamu, sesungguhnya Aku mengetahui keghaiban langit dan bumi dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?" QS. 2 ayat 31-33

Adam yang akan dijadikan khalifah (pengganti) dibekali oleh Allah dengan ilmu pengetahuan. Isme yang diajarkan kepada Adam bukanlah nama-nama benda melainkan system.

Allah mengajarkan Adam segala system yang dibutuhkan untuk mengelola bumi. Itulah mengapa malaikat tidak pernah tahu akan hal itu dan tidak pernah diajarkan oleh Allah, karena mereka (para malaikat) memang tidak membutuhkannya. Tugas mereka hanyalah bertasbih dan mensucikan diri mereka di sisi Allah bukan sebagai pengolah bumi. Mereka tidak pernah mendurhakai Allah dan selalu memperbuat apa yang Allah perintahkan QS. 66 ayat 6, 16 ayat 50. Adapun nama-nama tentang benda yang nanti Adam hadapi adalah Adam yang membuat sendiri nama-nama itu. Karena itulah nama-nama benda di bumi ini berbeda-beda sesuai dengan suku bangsa dan daerah. Kalau memang arti dari isma-isma itu hanya sekedar sebuah nama, berapa banyak benda di langit dan di bumi ini? Dalam enam masa Allah menciptakan semuanya. Coba fikirkan, berapa lama Allah harus mengajarkan Adam sebagai seorang manusia yang sifatnya pelupa (QS. 20 ayat 116)?

Allah hanya mengajarkan kepada Adam garis besarnya saja atau system yang berhubungan dengan alam selebihnya dikembalikan kepada Adam sebagai manusia yang dalam satu istilah terkenal dalam ilmu filsafat manusia yaitu “hewan yang berfikir”.

Itulah mengapa Al Qur’an hanya dijelaskan garis besarnya saja. Bukan karena Al Qur’an tidak sempurna atau tidak mampu menjelaskan, melainkan Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk memikirkan cara dia melaksanakan apa yang Allah perintahkan sesuai dengan kesanggupannya dan dengan tuntunan Al Qur’an tentunya. Karena itulah Al Qur’an disebut sebagai ism allah (اسم الله) atau Isme Allah atau system Allah. Isme atau system Allah (Al Qur’an) adalah Maha Sempurna:

Maha Sempurna isme Rabb engkau yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. QS. 55 ayat 78

Al Quran adalah kebenaran yang pasti yang membuat orang-orang kafir menyesal berhadapan dengannya. Kita diperintahkan bergerak atau menggerakkan isme itu di dalam kehidupan kita setiap saat dengan kesungguhan kita (tekun) dalam rangka hablumminallah dan hablumminannaas. Suatu keberuntungan jika kita mampu membersihkan diri kita dengan mengingat isme-ismeNya.

Membaca Al Qur’an adalah mempelajari isme atau system nya. Di antara ismenya yang harus dipikirkan adalah bagaimana Allah itu Maha Kuasa dengan ajaibnya menciptakan sesuatu di antaranya adalah penciptaan manusia dari segumpal darah, api yang dinyalakan dari kayu. Bukan itu saja, ciptaannya seperti nyamuk (QS. 2 ayat 26), lalat (QS. 22 ayat 73), laba-labapun (QS. 29 ayat 41) dijadikan tamsil buat kehidupan manusia.

Kami menjadikannya tadzkirah (peringatan) dan sesuatu yang berguna bagi orang yang menetap. Maka gerakkan isme Rabb engkau Yang Maha Besar QS. 56 ayat 73-74

Sesungguhnya ini benar-benar suatu kebenaran yang yakin (pasti), maka gerakkan isme Rabb engkau Yang Maha Besar QS. 56 ayat 95-96

Dan sesungguhnya Al Qur’an benar-benar penyesalan atas orang-orang yang kafir, dan sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar kebenaran yang yakin (pasti), maka gerakkan isme Rabb engkau Yang Maha Besar QS. 69 ayat 50-52

Dang ingatlah isme Rabb engkau, dan tekunlah kepadanya dengan setekun-tekunnya. QS, 73 ayat 8

Dan ingatlah isme Rabb engkau pagi dan petang QS. 76 ayat 25

Gerakkan isme Rabb engkau Yang Maha Tinggi QS. 87 ayat 1

Sungguh beruntung orang-orang yang mensucikan diri dan dia mengingat isme Rabbnya lalu shalat QS. 87 ayat 14-15

Bacalah dengan isme Rabb engkau yang telah menciptakan. QS. 96 ayat 1

“SEBUTLAH NAMA ALLAH” ARTI YANG SESUNGGUHNYA ADALAH: INGATLAH/PELAJARILAH ISME ATAU SISTEM ALLAH


Sebagai satu kecintaan kita, Allah bukanlah berhala-berhala zaman jahiliyah yang tuli, buta, dan tidak mampu berbuat apa-apa, yang untuk menyembahnya harus diteriak-teriakan sekeras-kerasnya di hadapan mereka. Allah itu Maha mendengar, Maha Melihat, dan Maha Kuasa. Tanpa bersuarapun, Dia mengetahui apa yang kita ucapkan walaupun belum diucapkan. Pernahkan kita berteriak-teriak setiap saat memanggil orang yang kita cintai, saat melamun sedang memikirkan dirinya?

Sesekali bisa saja kita sebut namanya, saat kita menarik nafas panjang saat sedang rindu, sedih, gembira. Tapi tidak berteriak-teriak kan? Hanya cukup dengan suara yang halus itupun hanya sesekali tidak berkali-kali apalagi ditentukan jumlahnya.

Dzikr adalah ingatan dan berdzikir adalah mengingat atau mempunyai ingatan atau dalam arti lain mempelajari dan ada juga yang artinya menyebut.

Ketentuan berdzikr itu adalah melakukannya di dalam diri kita:

Dan berdzikrlah kepada Rabb-engkau di dalam diri engkau dengan merendahkan diri dan rasa takut; tidak mengeraskan perkataan di waktu pagi dan petang, dan janganlah engkau menjadi orang-orang yang lalai. QS. 7 ayat 205

Berdzikr kepada Allah sama seperti berdzikr kepada bapak-bapak kita. Adakah orang-orang yang berteriak-teriak berkali-kali dengan jumlah tertentu saat dia sedang mengingat (berdzikr) kepada orangtuanya?

Maka apabila kamu telah menyelesaikan ibadahmu maka berdzikrlah kepada Allah seperti dzikrmu kepada bapak-bapakmu atau lebih sangat dzikrnya. Maka di antara manusia ada yang berkata: “Ya Rabb kami, berikanlah kami di dunia” dan tidak adalah baginya sama sekali di akhirat. QS. 2 ayat 200


INGATLAH/PELAJARILAH ISME ATAU SISTEM ALLAH SAAT KITA HENDAK MEMAKAN SESUATU

Makan adalah salah satu kebutuhan manusia yang sangat vital. Orang yang hidup harus makan. Mengenai kebutuhan ini, Allah memberikan kebebasan manusia untuk makan dengan cara bagaimanapun dia makan. Jadi jangan bertanya: Bagaimana cara makan berdasarkan Al Qur’an, dengan sendokkah atau dengan tangankah? Hanya orang-orang yang tidak berakal yang bertanya seperti ini.

Meskipun kita dibebaskan memilih cara makan yang baik sesuai dengan keinginan kita atau sesuai dengan etika, Allah tetap mengatur ismenya atau sistemnya pada makanan yang harus dimakan oleh kita. Contoh perintah dan larangannya yang berhubungan dengan ismeNya adalah:

Maka makanlah apa yang diingat isme Allah atasnya jika kamu adalah orang-orang yang beriman dengan ayat-ayatNya. QS. 6 ayat 118

Dan janganlah kamu makan apa yang tidak diingat isme Allah atasnya. Dan sesungguhnya itu adalah benar-benar kefasikan. Dan sesungguhnya syetan-syetan itu benar-benar mewahyukan kepada wali-wali mereka supaya mereka membantahmu. Dan jika kamu mentaati mereka sesungguhnya kamu benar-benar orang yang musyrik. QS. 6 ayat 121

Dua ayat di atas dan juga ada beberapa ayat yang lain (QS. 6 ayat 119, 138, 22 ayat 36) kebanyakan diartikan dan ditafsirkan tentang penyembelihan. Apakah salah? Tidak. Penyembelihan itu adalah bagian dari isme atau system yang Allah telah ajarkan dan itu disebut dengan kata"اهلّ"

Pesan dari ayat di atas itu adalah jika kamu beriman dengan ayat-ayat Allah, maka makanlah apa saja yang telah dijelaskan di dalam Al Quran sebagai isme Allah yaitu halal dan baik dan hati-hati terhadap syetan. Jika kamu tidak sesuai dengan isme itu, maka kamu melakukan kefasikan dan kamu termasuk orang-orang yang musyrik.

Perhatikan ayat di bawah ini yang menjelaskan tentang isme atau system yang Allah ajarkan kepada kita di dalam Al Qur’an mengenai hal-hal yang berkenaan dengan makan.

ISME ALLAH, AJARAN ALLAH, ATAU SYSTEM YANG ALLAH HARUSKAN KITA MENGINGAT ATAU MEMPELAJARINYA:


1. MAKAN YANG HALAL DAN BAIK dan JANGAN MENGIKUTI LANGKAH SYETAN

Hai manusia, makanlah dari apa yang di bumi yang halal lagi baik dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang terang untukmu. QS. 2 ayat 168.

2. MAKAN DAN MINUM REZKI ALLAH dan JANGAN BERBUAT KERUSAKAN

Dan (ingatlah) ketika Musa meminta minum untuk kaumnya, maka Kami berkata: “Pukullah batu itu dengan tongkat engkau!”. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minum mereka. Makan dan minumlah rezki Allah dan janganlah kamu berkeliaran di bumi dengan berbuat kerusakan. QS. 2 ayat 60

3. MAKAN YANG BAIK dan BERSYUKUR

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara yang baik yang telahAllah rezkikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu mengabdi kepada-Nya. QS. 2 ayat 172

4. MAKAN YANG HALAL DAN BAIK dan BERTAQWALAH

Dan hendaklah kamu makan apa yang Allah telah rezkikan kepadamu yang halal dan baik, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman dengan-Nya. QS. 5 ayat 88

5 MAKANLAH SAAT BERBUAH, BERIKANLAH ZAKATNYA SAAT PANEN, dan JANGAN BERLEBIH-LEBIHAN

Dan Dia yang telah menciptakan jannah-jannah yang ber'arsy dan tidak ber'arsy, dan pohon-pohon kurma, dan tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya dan zaitun, dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Makanlah buahnya ketika dia berbuah dan berikanlah haknya (zakat) pada hari memetik (hasil) nya dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan. QS. 6 ayat 141

6. JANGAN BERLEBIHAN

Hai anak-anak Adam, ambillah perhiasanmu di sisi tiap-tiap masjid, makan dan minumlah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Diatidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. QS. 7 ayat 31

7. GEMBALAKAN TERNAK-TERNAKMU (BERUSAHALAH DI MUKA BUMI/BEKERJA)

Makanlah dan gembalakanlah ternak-ternakmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat ayat-ayat bagi yang mempunyai akal. QS. 20 ayat 54

8. MAKAN YANG BAIK YANG ALLAH REZKIKAN dan JANGAN MELAMPAUI BATAS

Makanlah yang baik-baik apa yang telah Kami rezkikan kepadamu dan janganlah kamu melampaui batas padanya, maka kemurkaan-Ku menimpa atasmu. Dan siapa yang kemurkaan-Ku menimpa atasnya, maka sesungguhnya lenyaplah ia. QS. 20 ayat 81

9. BERILAH MAKAN ORANG YANG SUSAH LAGI FAKIR

Supaya mereka menyaksikan manfaat-manfaat untuk mereka dan mengingat isme Allah pada hari-hari yang diketahui (ditentukan) atas apa yang telah Allah rezkikan kepada mereka di antara binatang ternak berkaki empat. Maka makanlah daripadanya dan berilah makan orang-orang yang susah, yang fakir. QS. 22 ayat 28

10. BERILAH MAKAN ORANG YANG MENERIMA APA ADANYA DAN ORANG YANG MEMINTA

Dan badan (hewan) itu Kami telah menjadikannya untukmu di antara syi’ar-syi’ar Allah, untukmu ada kebaikan padanya. Maka ingatlah isme Allah atasnya ketika (hewan itu) berbaris, maka apabila ia telah dirobohkan, maka makanlah daripadanya dan berilah makan orang yang qona’ah dan orang yang meminta. Seperti itulah Kami telah menundukkannya untuk kamu, agar kamu bersyukur. QS. 22 ayat 36

11. MAKAN YANG BAIK dan BERAMAL SALEH

Hai rasul makanlah dari yang baik-baik dan beramallah yang saleh. Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu amalkan. QS. 23 ayat 51

Tidak salah kita mengartikan isma itu nama. Tetapi untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan kita agar hidup ini menjadi lebih baik, lebih teratur, lebih sesuai dengan aturan yang Allah buat di dalam Al Qur’an, isma itu adalah isme yang artinya system kepercayaan berdasarkan Al Qur’an.

Di samping Al Qur’an ada juga system kepercayaan yang menjadi tandingannya yang membuat kita tergolong orang yang musyrik dan suka membantah kesempurnaan Al Qur’an apabila kita juga ikut mempercayainya atau berpegang teguh dengannya yaitu isme-isme yang dibuat oleh bapak-bapak / nenek moyang yang tidak ada dasarnya di dalam isme Allah (Al Qur’an)

Dia (Hud) berkata: “Sesungguhnya telah jatuh atas kamu kekotoran dan murka dari Rabb-mu”. Apakah kamu hendak membantahku tentang isme-isme yang kamu membuatnya, kamu dan bapak-bapakmu yang Allah tidak turunkan keterangan tentangnya? Maka hendaklah kamu tunggu sesungguhnya aku bersamamu di antara orang-orang yang menunggu QS. 11 ayat 71

Kamu tidaklah mengabdi selain-Nya melainkan isme-isme yang kamu dan bapak-bapakmu membuatnya apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentangnya. Sesungguhnya hukum itu kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak mengabdi kecuali kepada-Nya. Itulah din yang lurus dan akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. QS. 12 ayat 40

Tidaklah ia melainkan isme-isme yang kamu dan bapak-bapakmu membuatnya apa yang Allah tidak menurunkan keterangan tentangnya. Mereka tidaklah mengikuti melainkan prasangka dan apa yang diinginkan oleh hawa nafsu. Dan sesungguhnya benar-benar telah datang kepada mereka petunjuk dari Rabb mereka. QS. 53 ayat 23

Pembukaan pada postingan ini adalah:

“Dengan Isme Allah Ar Rahman yang Maha Penyayang”

Mengandung makna

“Dengan isme atau system kepercayaan Allah (Al Qur’an), Allah mengajarkan Al Qur’an (Ar RahmanQS. 55 ayat 1) dan mengeluarkan manusia dari gelap kepada terang (Ar Rahiim QS. 57 ayat 9)

Marilah kembali kepada Al Qur’an, untuk sama-sama mengingat dan menggerakkan isme Allah dan tinggalkanlah isme-isme selain daripadanya agar kita selamat dunia dan akhirat.

Selamatlah atas orang yang mengikuti petunjuk QS. 20 ayat 46.

Salam.

02 Desember 2010

BENCANA-BENCANA DIJELASKAN DI DALAM AL QUR'AN

Dan Kami tidaklah mengajarkannya sya’ir itu dan syair itu tidaklah pantas baginya. Al Qur'an tidak lain adalah dzikr (peringatan) dan bacaan yang terang,
supaya dia memberi peringatan orang yang hidup dan telah pasti perkataan itu atas orang-orang yang kafir. QS.36 ayat 69-70

Al Qur’an yang Allah turunkan adalah sebuah kitab ajaib yang berisi pengetahuan-pengetahuan yang tidak terbatas waktu, dan itu membuktikan bahwa ia bukanlah diturunkan oleh manusia.

Segala sesuatu yang terjadi pada masa lalu, masa sekarang, dan yang akan datang tercantum di dalam Al Qur’an. Kita sebagai umat manusia diperintahkan untuk menjadikannya sebagai Bashair (pandangan hidup), Huda (petunjuk), rahmat (kasih sayang), bayan (penjelasan), dan maw’izhah (pengajaran) (QS. 45 ayat 20, QS. 3 ayat 138).

Ayat-ayat pada pembukaan di atas adalah ayat-ayat yang ada di surat Yasiin. Surat yang sangat dikenal oleh kalangan umat muslim. Sebahagian mereka banyak yang hafal karena sering dibaca setiap malam jumat atau dalam moment-moment tertentu dengan keyakinan bahwa bacaan itu akan mendatangkan fadhilah. Seperti sebuah syair, bacaan-bacaan yasin dikumandangkan beramai-ramai dengan suara yang merdu atau terkadang dengan suara yang tidak jelas. Meskipun demikian, tujuan mereka semua sama yaitu mengharap pahala dari bacaan tersebut tanpa perlu atau ingin mengetahui makna yang terkandung dalam surat itu.

Al Qur’an bukanlah sebuah syair dan Rasulullah tidak pernah diajarkan hal tersebut. Al Qur’an adalah sebuah zikr (peringatan) dari Allah buat manusia dan makna yang terkandung dalam bacaan sangat jelas dan menjelaskan. Hanya orang-orang yang hidup yang tertarik untuk mempelajari dan memahami peringatan yang terkandung di dalamnya sedangkan orang-orang yang kafir sudah pasti enggan mempelajarinya sehingga hukuman dari Allah datang.

Allah sangat menyayangi hamba-hambaNya. Semua yang terjadi adalah peringatan dari Allah yang bertujuan untuk menguji manusia apakah hatinya tunduk merendahkan diri di hadapan Allah dengan bertambah khusyu melaksanakan perintah-perintahNya, atau bertambah keras dengan menganggap bahwa itu adalah hal biasa yang juga pernah terjadi pada bapak-bapak mereka dahulu?

Apabila datang suatu bencana, dengan heran dan merasa dirinya sempurna berkata:”Apa kesalahan saya?” dan mulai mengungkit kebaikan-kebaikan yang dia kerjakan meskipun hanya di dalam hati. Akhirnya tanpa sadar, bencana-bencana yang seharusnya menjadi cambuk untuk introspeksi dan perbaikan diri, malah menjadi angin puting beliung yang sangat dahsyat yang menghancurkan segala amal kebaikan yang telah dikerjakan sampai ke akar-akarnya.
Kalau Allah menghukum manusia karena kezhalimannya, tidak akan Dia tinggalkan satu manusiapun di atas bumi ini

Dan sekiranya Allah menghukum manusia karena kezhaliman mereka, Dia tidak akan meninggalkan atasnya yang melata (ada di bumi), dan akan tetapi Dia menangguhkanmu kepada batas waktu yang ditentukan. Maka apabila datang batas waktu mereka, mereka tidak dapat memundurkannya dan tidak dapat mendahulukannya. (QS. 16 ayat 61)

Kalau Allah menghukum manusia karena perbuatannya, tidak akan Dia tinggalkan satu manusiapun di atas bumi ini:

Dan sekiranya Allah menghukum manusia karena apa yang mereka perbuat, Dia tidak meninggalkan satu makhluk melatapun di atas permukaannya dan akan tetapi Dia mengakhirkan mereka sampai batas waktu yang ditentukan. Maka apabila datang batas waktu mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat dengan abdi-abdi-Nya. (QS. 35 ayat 45)


Yang Allah hukum dari kesalahan-kesalahan kita hanyalah sebahagian kecil sedangkan sebahagian banyaknya Allah maafkan

Telah nyata kerusakan di darat dan laut karena apa yang telah diperbuat oleh tangan-tangan manusia, supaya Dia merasakan kepada mereka sebahagian yang mereka telah kerjakan agar mereka kembali.
Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, lalu perhatikanlah bagaimana keadaan akibat orang-orang yang sebelumnya. Adalah kebanyakan mereka orang-orang yang musyrik". QS. 30 ayat 41-42)

Dan musibah yang menimpamu, maka disebabkan apa yang tanganmu telah usahakan dan sebahagian besar Dia maafkan.
Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab) di muka bumi dan tidak ada untukmu selain Allah wali dan juga penolong. (QS. 42 ayat 30-31)

Semua yang terjadi adalah akibat kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Kemusyrikan-kemusyrikan yang terjadi baik sebelum bencana maupun sesudahnya terlihat pada ritual-ritual yang mereka ada-adakan dengan berpayung Islam dan menyebut-nyebut nama Allah namun pada hakekatnya bukan Allah yang mereka sembah melainkan para jin yang kerap menipu mereka bertahun-tahun. Berkali-kali Allah memperlihatkan rasa kasih sayangNya kepada hamba-hambaNya. Di antaranya adalah, Dia hanya menghukum sebahagian kecil dosa-dosa kita dan memaafkan begitu banyak sisanya agar kita mau menyadari kesalahan-kesalahan yang kita perbuat, memohon ampun dan memperbaiki diri.


Meletusnya Sinabung


Salah satu contoh yang terjadi di Sinabung. Gunung Sinabung statusnya menjadi awas setelah ia mengeluarkan lava pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB (28 Agustus 2010, 17.15 UTC). Tanggal 2/9/2010 warga sekitarnya mengadakan ritual tolak bencana. Dengan memberikan sesaji, mereka berdoa kepada arwah para leluhur yang mereka yakini sebagai penjaga Gunung Sinabung di Desa Sukanalu, Karo, Sumatera Utara, itu. Tidak berapa lama dari ritual itu, maka sinabung kembali beraktifitas Jumat (3/9/2010) dini hari pukul 04.50 WIB, Gunung Sinabung tersebut terasa mulai beraktivitas dan pukul 06:10 WIB Gunung tersebut kembali meletus bahkan lebih besar dari sebelumnya.

Pesan-pesan Al Qur’an:

Waktu sinabung meletus pertama kali

Jam 00.15 (Waktu Indonesia) adalah 24.15 atau surat 24 ayat 15

(ingatlah) ketika kamu menyampaikannya (berita itu) dengan lidah-lidahmu dan kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak ada ilmu untukmu tentangnya, dan kamu menyangkanya ringan, padahal ia di sisi Allah adalah besar. (QS. 24 ayat 15)

-->Kamu buat sesuatu tradisi ritual dari mulut ke mulut yang merupakan suatu kedustaan terhadap Allah dan kamu menyangkanya ringan padahal di sisi Allah itu hal yang besar

Jam 17.15 (waktu UTC) adalah surat 17 ayat 15

Siapa yang mengikuti petunjuk, maka dia hanyalah mengikuti petunjuk untuk dirinya. Dan siapa yang sesat, maka dia hanyalah sesat atas (diri) nya. Dan orang yang berdosa tidaklah dapat membantu dosa orang lain, dan Kami tidaklah mengazab, hingga Kami membangkitkan seorang rasul. (QS. 17 ayat 15)

--> Siapa yang menyadari (mendapat petunjuk), maka itu hanya buat dirinya sendiri dan dia tidak dapat membantu orang yang berdosa yang tersesat dari siksa Allah. Sebelum hukuman Allah itu datang, diutus dahulu kepada mereka seorang pemberi peringatan yang mengintakan mereka

Meletus kedua kalinya:

Jam 04.50 atau surat 04 ayat 50

Perhatikanlah, bagaimanakah mereka mengada-adakan dusta atas Allah. Dan cukuplah karenanya dosa yang terang. (QS. 04 ayat 50)

--> Karena warga Sinabung tidak mau menyadari kesalahan-kesalahan mereka malah menggelar kebohongan (ritual dengan sesajen), hal itu membuktikan kekerasan hati mereka, maka Allah menghukum mereka akibat dosa mereka yang nyata itu.

Jam 06.10 atau surat 06 ayat 10

Dan sesungguhnya benar-benar telah diperolok-olokkan rasul-rasul sebelum kamu maka turunlah kepada orang-orang di antara mereka yang merendahkan apa yang mereka perolok-olokkan. (QS. 06 ayat 10)

--> Mereka memperolok-olok peringatan Allah dan para pemberi peringatan, maka turunlah hukuman buat mereka.


Gempa di Jogja


Masyarakat Jogja umumnya Jawa tengah, sangat mengagungkan para wali yang sudah meninggal. Animisme dan dinamisme masih sangat kental sekali. Sultan serta keluarganya juga penembahan senopati hampir setara dengan Tuhan. Mereka sangat percaya bahwa makam-makam orang-orang yang saleh (para wali sanga, ulama, dan lain-lain) sangat keramat hingga mampu mengabulkan segala keinginan mereka terhadap Allah melalui mereka-mereka itu. Hingga suatu ketika Allah menegur mereka dengan sebuah gempa yang dahsyat pada tanggal 27 mei 2006 jam 05.55 selama 57 detik dengan korban jiwa 6234 dan kerugian yang dicapai adalah 27 trilyun.

Jam 05.55 atau surat 05 ayat 55

Sesungguhnya wali kamu adalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat memberikan zakat, dan mereka ruku’ (QS. 5 ayat 55)

--> Yang menjadi wali bukan kuburan, tetapi Allah, Rasul, dan orang yang beriman yang mendirikan shalat, zakat, dan menundukkan diri terhadap Allah. Intinya kalau kita memohon sesuatu, bermohonlah kepada Allah dengan cara shalat, zakat, dan merendahkan diri terhadapNya.

Durasi gempa hanya 57 detik dengan kerugian 29 trilyun. Itu sama dengan surat 57 yang mempunyai ayat sebanyak 29 ayat. Korban yang berjumlah 6234 itu hampir setara dengan jumlah ayat-ayat Al Quran 6236 dan hanya kurang dua.


Gempa dan Tsunami di Mentawai


Masyarakat mentawai tinggal di pinggir laut. Seperti halnya daerah-daerah lain yang tinggal di pinggir laut, masyarakat Mentawai kerap kali melakukan upacara ritual untuk menyembah roh laut. Bagi masyarakat Mentawai, animisme telah menjadi ritual yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Satu di antara upacara kepercayaan itu diberi nama Pangureikan, atau upacara permohonan berkah untuk menjauhkan penyakit dan bencana. Pangureikan adalah memohon kepada Saukkuita, sang roh baik yang dipercaya dapat mengatur bumi, melindungi seluruh anggota keluarga, dan menjauhkannya dari segala penyakit. Sikerei adalah pemimpin ritual mereka.
Beberapa ekor babi dan ayam dipotong dengan cara yang khas untuk sesajian Sikerei. Tak hanya itu, sebagian daging babi dan ayam juga dibagi secara merata kepada tetangga dan sanak saudara. Dengan begitu, mereka percaya bahwa Saukkuita telah melindungi masyarakat Mentawai.
Suatu ketika tanggal 25 Oktober 2010 jam 21.42 terjadi gempa yang menimbulkan Tsunami. Kalau saat itu mereka melihat Al Qur’an mereka akan menyadari bahwa tak ada satupun yang bisa meloloskan diri dari hukuman Allah.

Jam 21.42 atau surat 21 ayat 42

Katakanlah: “Siapa yang menanggungmu waktu malam dan siang dari Yang Maha Baik?” Sebenarnya mereka berpaling dari peringatan Rabb mereka, QS. 21 ayat 42)

--> Allah bertanya kepada manusia, siapa yang dapat menyelamatkan dari hukuman Allah yang datang pada waktu malam atau siang? Sayangnya manusia berpaling dari peringatan Allah. Menganggap suatu hal biasa yang sering/pernah terjadi


Gunung merapi meletus


Tanggal 15 mei 2006 Merapi meletus.
Sebelumnya karena kuatir merapi meletus, Warga Dukuh Stabelan Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, menggelar ritual sega gunung. Ritual menyajikan makanan berupa nasi jagung dengan lauk urap daun krokot diyakini menjadi kegemaran Mbah Petruk, penunggu kawasan Merapi. Warga menunggu isyarat dari Mbah Petruk sebelum memutuskan mengungsi. "Belum ada warga yang menerima isyarat," kata Tasmo, warga Stabelan, Rabu petang.
Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan sejak Kamis malam hingga Jumat (19 mei 2006) dini hari melakukan ritual laku lampah mbisu (berjalan tanpa berbicara atau membisu) mengelilingi wilayah Pedukuhan Kinahrejo, Dusun Pelemsari, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk keselamatan warga dari bencana Merapi.
Sebelum kegiatan ritual itu dimulai, dilakukan pembacaan Surat Yasin di Masjid Al Amin Pedukuhan Kinahrejo. Selain Mbah Maridjan, kegiatan di masjid ini juga diikuti sejumlah warga setempat. Pembacaan Surat Yasin berlangung selama satu jam, dimulai sekitar pukul 21.00 WIB.
Menurut Lurah Desa Umbulharjo Bejo Mulyono, kegiatan ritual tersebut biasa dilakukan Mbah Marijdan pada setiap malam Jumat. Ia mengatakan laku lampah mbisu ini akan dilakukan terus setiap malam Jumat hingga kondisi atau aktivitas Merapi dirasa aman. Akhirnya merapi tenang mbah marijanpun menjadi terkenal dan diminta untuk menjadi iklan kuku bima sebagai seorang lelaki perkasa.
Setelah kejadian itu masyarakat lereng merapi sangat mempercayai mbah marijan dan tidak menghentikan ritual-ritual kemusyrikan mereka hingga akhirnya Allah menghukum mereka. Tanggal 26 Oktober 2010 pukul 17.02 merapi meletus.

Jam 17.02 atau surat 17 ayat 2

Dan Kami telah memberikan Kitab Taurat kepada Musa, dan Kami telah menjadikannya (Kitab itu) petunjuk untuk Bani Israil: “Janganlah kamu mengambil selain-Ku sebagai wakil”, (QS. 17 ayat 2)

--> Pesan dari ayat itu adalah Kitab Al Qur’an adalah petunjuk yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah bukannya tradisi-tradisi berupa ritual-ritual sesat dan jangan manjadikan selain Allah sebagai Tuhan yang kita yakini akan menjadi pelindung dan penjaga hidup kita.

Masih banyak lagi bencana-bencana terjadi yang dapat dikaji berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an yang intinya merupakan pesan dari Allah agar kita meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada Al Qur’an. Allah tidak akan pernah zhalim kepada hamba-hamba-Nya. Bencana-bencana yang terjadi adalah akibat dosa-dosa yang kita perbuat
Maka masing-masing Kami hukum karena dosa-dosanya. Maka dari mereka ada yang Kami utus atasnya hujan kerikil, dan dari mereka ada yang disiksa dengan suara yang keras dan dari mereka ada yang Kami benamkan bumi dengannya dan dari mereka ada yang Kami tenggelamkan. Dan tiadalah Allah akan menzhalimi mereka dan akan tetapi mereka adalah mereka orang-orang yang zhalim kepada diri mereka sendiri. (QS. 29 ayat 40)

Berdasarkan ayat di atas, ada empat hukuman Allah akibat dosa-dosa yang diperbuat oleh manusia yaitu:
1. Hujan pasir, batu kerikil (gunung meletus)
2. Ledakan keras (Tabung gas, meteor, bom)
3. Tanah longsor, gempa, amblas)
4. Banjir

Perhatikan ayat di atas 29 ayat 40 (2940, 29-4)

Asteroid adalah salah satu benda angkasa yang sangat berbahaya buat atmosfir bumi, bertabrakan dengan asteroid di angkasa luar akan mengganggu atmosfir. Salah satu nama asteroid adalah 2940 Bacon
29-4 atau tanggal 29-4-2010 terjadi banjir di kabupaten samosir dan Madiun
29-4 atau tanggal 29-4-2009 terjadi ledakan di duren sawit yaitu meteor jatuh
29-4 atau tanggal 29-4-2010 Ledakan gas di Makasar
29-4 atau tanggal 29-4 terjadi gempa 7,2 di Australia (1941), 6,5 di Washington (1965) yang merupakan gempa kedua terbesar dalam sejarah Washington, 6,1 di Italia (1984), dan 5,3 di Arizona (1993)
29-4 atau tanggal 29-4-1999 Colorado banjir.


WEDUS GEMBEL


Wedus gembel yang dianggap sepele ternyata Al Qur’an menjelaskan keberadaannya berupa awan panas yang turun dari bukit-bukit yang menghancurkan apa saja yang dia lewati (QS. 46 ayat 23-28).
Kejadian merapi hanyalah sebahagian kecil bencana-bencana yang terjadi mengelilingi ibukota sebelum nanti datang menimpa ibukotanya sendiri yaitu Jakarta. Ibukota yang penuh dengan gemerlapan dan kemewahan kelak Allah akan benamkan bersama kemegahannya seperti Qarun.
Belum lama ini fenomena alam amblasnya terlihat di jalan Kota Bandung pada tanggal 26 November lalu dan membentuk sebuah sinkhole yang sebelumnya juga terjadi di china dan Guetamala.
Begitupun kabar akan amblasnya (tenggelam) tanah di Jakarta sudah disadari oleh semua instansi yang terkait dengan itu. Banyak sekali bukti-buktinya yang terlihat di antaranya daerah utara semakin sering banjir dengan tinggi yang meningkat tidak seperti biasanya. Bahkan setelah dipelajari ternyata tanah di Jakarta itu selama 8 tahun (2002-2010) amblas sebanyak 1,6 meter. Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta menyebutkan beberapa faktor penyebabnya yaitu:

1. Pengambilan air tanah berlebihan
2. Eksploitasi minyak dan gas
3. Beban bangunan
4. Konsolidasi alamiah lapisan tanah

Yang sangat signifikan yaitu pengambilan air tanah berlebihan. Air sangat penting buat kehidupan seperti juga oksigen. Tanpa air dan oksigen orang akan mati. Bahkan air juga harus mengandung oksigen.
Karena terlalu berlebihan kita mengambil air tanah menyebabkan permukaan tanah semakin amblas. Namun menurut Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta pengambilan air tanah yang berlebihan hanya 17,5 % faktor penyebab amblasnya tanah. Apakah ada hubungannya dengan Al Qur’an penjelasan mereka itu? Tidak. Mereka berdasarkan ilmu pengetahuan pertanahan. Namun ajaibnya, Al Qur’an bisa menjelaskan hal itu/

Oksigen sebagai zat yang sangat Vital buat kehidupan mempunyai nomor atom 8. Oksigen di atmosfir hanya 1/5 atau 20%, yang lainnya adalah gas beracun. Dan kalau kita kaji di dalam Al Qur’an dengan nomor surat angka 8 atau Al Anfaal ternyata menjelaskan tentang 1/5 atau 20% yaitu pada ayat 41. Bunyi ayat tersebut

Dan ketahuilah, sesungguhnya keuntunganmu dari apapun, maka sesungguhnya untuk Allah seperlimanya dan untuk Rasul, kerabat, anak-anak yatim, miskin, dan ibnu sabil, jika kamu beriman dengan Allah dan apa yang Kami turunkan atas abdi Kami pada hari Furqan, hari bertemunya dua kumpulan. Dan Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (QS. 8 ayat 41)

Ayat di atas awalnya adalah pembagian ghanimah (harta rampasan perang), dan ternyata penerapannya pada saat sekarang adalah berkenaan dengan zakat karena arti ghanimah itu bukan Cuma rampasan perang melainkan juga kambing, keuntungan, kekayaan. Maka berdasarkan Al Qur’an, zakat harus dikeluarkan sebesar 1/5 atau 20%. Kalau berkurang dari itu, sama halnya kita akan kekurangan oksigen seperti tanah yang kehilangan air dan oksigen. Selama ini kita hanya mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dan merasa sudah cukup melakukan pembersihan harta dengan jumlah itu. Apabila kita hitung, maka 20 % - 2,5 % = 17,5 %. Berarti zakat kita sesuai dengan peraturan Allah (Al Qur’an) masih kurang 17,5 %. Bukankah itu setara dengan pengambilan air tanah secara berlebihan dan menyebabkan tanah akan amblas?

Tanggal 29 November yang lalu terjadi gempa di saumlaki (Maluku) jam 02.45 di 6.60 LS dan menyusul jam 17.27 di 8.41 LS dengan 5.4 skala richter. Apabila kita mau kaitkan dengan pesan Allah di dalam AL Qur'an maka:

Jam 02.45 atau surat 2 ayat 45 di 6.60 LS atau surat 6 ayat 60

Dan minta tolonglah kamu dengan (tetap) sabar dan shalat. Dan sesungguhnya itu sangat berat kecuali atas orang-orang yang khusyu’. (QS. 2 ayat 45)

Dan Dia yang telah menidurkanmu di waktu malam dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di waktu siang kemudian Dia membangkitkan kamu padanya untuk disempurnakan hingga batas waktu yang telah ditentukan. Kemudian kepada-Nya tempat kembalimu, kemudian Dia memberitakan kepadamu dengan apa yang kamu kerjakan. (QS. 6 ayat 60)


--> Minta tolonglah kamu kepada Allah karena Allah Yang Maha Kuasa melakukan apapun terhadap hamba-hamba-Nya

Jam 17.27 atau surat 17 ayat 27 di 8.41 LS atau surat 8 ayat 41

Sesungguhnya orang yang mubazir, mereka adalah saudara-saudara syetan. Dan adalah syetan itu kafir kepada Rabb-nya. (QS. 17 ayat 27)

Dan ketahuilah, sesungguhnya keuntunganmu dari apapun, maka sesungguhnya untuk Allah seperlimanya dan untuk Rasul, kerabat, anak-anak yatim, miskin, dan ibnu sabil, jika kamu beriman dengan Allah dan apa yang Kami turunkan atas abdi Kami pada hari Furqan, hari bertemunya dua kumpulan. Dan Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (QS. 8 ayat 41)

-->
Apa yang kita keluarkan untuk amal saleh seperti infak, sedekah, dan zakat pada hakekatnya adalah buat diri kita sendiri dan itulah harta kita yang kelak akan tersisa. Sedangkan apa yang kita belanjakan untuk kebutuhan kita seperti makan, minum, dan perhiasan adalah untuk kesenangan hidup kita di dunia dan habis untuk saat itu dan tidak akan kita bawa nanti ke akhirat. Apabila harta yang Allah berikan sebagai rezki buat kita dan kebanyakan hanya digunakan untuk kebutuhan dunia kita, maka pada hakekatnya itu adalah pemborosan. Mengapa bisa dikatakan demikian? Karena kita habiskan untuk sesuatu yang tidak berguna buat kita kelak di akhir sebagai bekal untuk kehidupan yang abadi. Apabila kita mau mengikuti aturan Allah dan tidak mau disebut boros, maka keluarkan 1/5 atau 20% harta kita untuk zakat atau bersedekah.

Jakarta sebagai umulqara akan mendapatkan gilirannya nanti apabila semua orang-orang yang hidup mewah atau berkecukupan tidak menyadari kekeliruannya dalam mengeluarkan zakat. Atau menganggap setelah mengeluarkan 2.5% sudah cukup untuk berbuat baik terhadap sesama.
Inilah salah satu cara untuk mengatasi supaya tanah yang kita pijak di Jakarta ini tidak amblas seperti Qarun, yaitu rubahlah cara zakat kita dari 2,5% menjadi 20% dan lakukan dengan ikhlas. Pasti Allah akan melindungi ibukota tercinta ini dari segala bencana-bencana yang kelak akan terjadi seperti tenggelam/amblas.
Bagilah cinta kasih terhadap sesama manusia dengan zakat kita dan hargai serta hormatilah juga alam ini dengan menjaga kelestariannya karena semua yang di alam ini adalah hidup dan bertasbih kepada Allah.

Apabila terjadi bencana yang datang secara mendadak, hanya orang-orang yang selalu ingat kepada Allah dan mengingatkan saudaranya untuk berbuat kebaikan yang kelak akan selamat. Yang lainnya Allah akan binasakan QS. 11 ayat 116-117. QS. 10 ayat 103

Bacalah Al Qur'an, pelajarilah isinya, laksanakanlah semua perintah-perintah Allah di dalamnya, dan ikhlaslah melakukannya!

Pujani itu kepunyaan Allah!

14 Agustus 2010

AL QUR'AN KITAB UMAT MUSLIM, PETUNJUK SELURUH MANUSIA

Secara etimologis Al Qur’an berasal dari kata “qara’a”, yaqra’u, qiraa’atan dan qur’aanan” atau “qara’a, yaqra’u, yaqru’u, qar’an, qira’atan, dan qur’aanan.
Qara'a artinya membaca (nathaqa bilmaktuubi fiihi), menela'ah atau mempelajari (Thaala'a), mengumpulkan (jama'ahu). Qira'atan atau Qur'aanan artinya bacaan, pelajaran, dan kumpulan.

Sedang secara epistimologi, Al Qur'an adalah firman-firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad, dengan perantaraan malaikat Zibril

untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.
Dinamai Al Qur'an dengan Al Qur'an dan dan Al Kitab, adalah karena Al Qur'an dibaca dengan lidah dan ditulis dengan kalam (pena) dan dibukukan. Juga karena Al Qur'an itu pengumpul atau kumpulan. Dia mengumpulkan atau kumpulan surat-surat dan ayat-ayat atau Al Qur'an adalah merupakan suatu maqru'ah atau majmuah.
Al Qur'an terdiri dari 30 zuz, 114 surat, dan 6.236 ayat. dengan pembagian sebagai berikut:
Surat-surat Makkiyah berjumlah 86 buah dan surat-surat Madaniyyah berjumlah 28 buah. Jumlah totalnya adalah 114 surat.
Ayat-ayat Makkiyah berjumlah 4.613 ayat dan ayat-ayat Madaniyyah 1.623 ayat. Jumlah totalnya adalah 6.236 ayat bukan 6.666 ayat.
Surat-surat Makkiyah adalah kira 2/3 Al Qur'an dan surat-surat Madaniyyah 1/3 Al Qur'an. Sedang jumlah ayat-ayatnya, ayat-ayat madaniyyah hampir 1/3 kurang sedikit dari jumlah ayat-ayat dari surat Makkiyah.
Ciri-ciri khas dari Makkiyah, yang pokok adalah:

1. Terdapat di dalamnya lafadh "Kalla" (lafahd ini terdapat dalam Al-Qur'an tigapuluh kali)
2. Terdapat di dalamnya ayat sajdah.
3. Terdapat di dalamnya seruan "Ya ayyuhan naas", tidak terdapat di dalamnya "Ya ayyuhal ladziina aamanu". Menurut pendapat sebahagian ulama, surat Al Hajj, Makkiyah.
4. Terdapat di dalamnya kisah nabi-nabi dan umat-umat dahulu, selain dari Al Baqarah.
5. Terdapat di dalamnya kisah Adam dan Iblis, terkecuali Al Baqarah.
6. Dimulai dengan huruf-huruf Hijaiyyah, terkecuali Az Zahrawan dan Ar RaPad, walaupun mengenai Ar Ra'ad ada khilaf.

Selain dari ciri-ciri yang specifik ini, adalah:

a. Ayat-ayatnya pendek-pendek. Demikian pula surat-suratnya, sedang nada-nadanya keras.
b. Mengandung da'wah (seruan) kepada tauhid, serta menerangkan keadaan surga dan neraka.
c. Mengandung seruan kepada perangai baik, yang luhur, kepada tetap berlaku lurus.
d. Mendebati orang musyrik, serta menyatakan, bahwa mereka orang bodoh.
e. Banyak dipergunakan sumpah sesuai dengan kebiasaan orang-orang Arab.

Ciri-ciri khas dari Madaniyyah, ialah:

1. Terdapat padanya tentang jihad, atau menerangkan hukumnya.
2. Terdapat padanya penjelasan tentang hukum pidana fara-idl, hykum perdata, kemasyarakatan, dan kenegaraan.
3. Terdapat padanya tentang keadaan kaum munafik, selain dari surat Al 'Ankabuut yang diturunkan di Mekkah.
4. Mendebat ahlul kitab serta mengajak supaya mereka tidak terlalu berlebih-lebihan dalam menjalani tugas agama.

Ciri-ciri yang lain adalah:

a. Suratnya panjang-panjang, demikian pula ayat-ayatnya dan nada-nadanya, nada tasyri, lembut dan lunak.
b. Mengemukakan keterangan dan dalil secara jelas.

Rasulullah Muhammad diutus untuk seluruh manusia sebagai rahmat buat semesta alam. Al Qur'an diturunkan oleh Allah kepada beliau adalah juga sebagai petunjuk, penerangan dan pandangan hidup buat manusia, bukan buat sebahagian bangsa, atau golongan seperti yang diklaim beberapa penganut agama ardhi (bukan Islam).

Dan Kami tidaklah mengutus engkau melainkan untuk seluruh manusia sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan dan akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. 34 ayat 28)

Dan Kami tidak mengutus engkau melainkan rahmat bagi semesta alam (QS. 21 ayat 107)

Bulan Ramadhan yang diturunkan Al Qur'an di dalamnya sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan dari petunjuk itu dan Furqan.. (QS. 2 ayat 185)

Ini Al Qur'an penerangan buat manusia, dan petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. 3 ayat 138)

Ini Al Qur'an pandangan buat manusia, petunjuk, dan rahman buat kaum yang yakin. (QS. 45 ayat 20)

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak, maka itu artinya bahwa Al Qur'an yang beliau bawa berisi pendidikan moral yang bernilai sangat tinggi dan abadi, berlaku buat seluruh manusia dari berbagai bangsa dan zaman. Dari ketiga ayat di atas jelas sekali bahwa Al Qur'an bukan cuma sekedar dibaca mengharap pahala, melainkan pendidikan (tarbiyah) moral dalam rangka hablum minallah dan hablum minannaas.


Hablum minallah (tali dari Allah) yaitu Al Qur'an mengajarkan kita bagaimana cara untuk dekat dan berkomunikasi dengan Allah
Hablum minannaas (tali dari manusia) yaitu Al Qur'an memberikan petunjuk, penerangan, dan pandangan hidup untuk mengaplikasikan ibadah yang kita kerjakan seperti shalat, puasa, serta perintah-perintah lainnya di tengah-tengah masyarakat.

Itulah mengapa selalu dikatakan atsaris sujuud (bekas sujud) (QS. 48 ayat 29). Itu artinya bukan dahi kita yang harus berwarna hitam karena bekas sujud, melainkan perilaku kita yang harus sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan. Misal, shalat mengajarkan kita supaya sabar dan rendah hati, maka apa yang diajarkan Al Qur'an melalui shalat harus kita terapkan di dalam menghadapi kehidupan yang nyata, benda-benda hidup, dan segala peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekeliling kita yang datangnya silih berganti; kesenangan dan kesusahan serta kebaikan dan keburukan. Mungkin kita berhasil sabar di dalam shalat kita karena yang kita hadapi hanyalah benda-benda mati, tetapi belum tentu kita mampu bersabar ketika shalat kita selesai dan kita menghadapi benda-benda hidup.


AL QUR'AN ADALAH KITAB YANG BERKAH YANG HARUS DIPELAJARI



Al Qur'an sebuah kitab yang Kami turunkannya diberkahi supaya mereka mempelajari ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai akal mengambil pelajaran. (QS. 38 ayat 29)

Dan ini Al-Qur'an sebuah Kitab yang Kami telah menurunkannya diberkahi. Membenarkan (Kitab-Kitab) yang ada sebelumnya dan supaya engkau memberi peringatan kepada ibu kota dan orang yang ada di sekelilingnya. Dan orang-orang yang beriman dengan akhirat, mereka beriman dengannya, dan mereka memelihara atas shalat mereka. (QS. 6 ayat 92)

Shalat sebagai gerakan ritual adalah ibadah dalam rangka hablumminallah. Segala tata cara pelaksanaannya mencontoh dari gerakan yang telah ada dari dahulu dan disesuaikan dengan kemampuan fisik kita. Tidak ada aturan tertentu yang mengaturnya, Rasulullah hanya mencontohkan seperti apa yang beliau dapat kerjakan sesuai dengan fisiknya. kalaupun ada tata cara tertulis, itu hanyalah inisiatif para 'alim, fuqaha agama untuk mengabadikannya karena memang pengetahuan itu harus ditulis. Seperti yang dilakukan para ilmuwan dalam mengenalkan berbagai disiplin ilmu-ilmu yang mereka ketahui atau mereka temukan yang sarat dengan perdebatan dan perbedaan pendapat. Hal itu terjadi di dalam gerakan shalat, masing-masing yang mengatasnamakan sahabat Rasulullah, mengklaim bahwa gerakan yang mereka lakukanlah yang benar. Sehingga hal ini yang membuat banyak sekali perbedaan. Coba kita lihat gerakan-gerakan shalat para jemaah hajji di Mekkah saat musim hajji. Tidak sama bukan? Apa iya Rasulullah mengajarkan shalat semaunya? Atau inisiatif mereka untuk melakukan gerakan yang nyaman bisa dilakukan agar shalat mereka khusyu? Kita tidak berhak mengatakan ini benar dan itu salah. Hanya Allah yang berhak menilai.
Tidak ada pahala di dalam shalat, tetapi untuk menjaga nilainya sebagai suatu komunikasi suci khusus kepada Allah, kita diperintahkan untuk menjadikan Al Qur'an sebagai peringatan dan pengajaran serta melaksanakan kebaikan-kebaikan yang diajarkan di dalamnya sebagai cara untuk mendapatkan ganjaran dan pahala terbaik di akhirat.


AL QUR'AN MUDAH. ADAKAH YANG MAU MENJADI DOKTOR DAN DOKTER?


Dan sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur'an sebagai peringatan, maka adakah yang mau mempelajarinya? (QS. 54 ayat 17, 22, 32, dan 40)


Mengapa harus begini, begitu; belajar ini, belajar itu? Apakah begitu menyusahkannya Al Qur'an buat kita seperti yang kita anggap selama ini?
Al Qur'an adalah kitab yang sangat mudah, seperti yang Allah jelaskan kepada kita. Hanya saja, sedikit sekali yang tertarik untuk mempelajarinya. Kebanyakan mereka hanya berangan-angan mengharap pahala dari apa yang mereka baca, misalnya, membaca surat Yasin waktu malam Jum'at, membaca Al Fatihah berkali-kali, membaca tabarak dan sebagainya.
Kata Muddakir (mengambil pelajaran) pada ayat di atas mempunyai pengertian sama dengan kata Daktuur yang artinya Doktor atau Dokter.

Doktor adalah gelar kesarjanaan tertinggi yang diberikan perguruan tinggi. Contoh dibidang ilmu hukum (fil huquuq) dan Filsafat (fil falsafah).
Dokter adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatannya (fith thibb)

Dengan keterangan di atas, menjelaskan bahwa Al Qur'an memberikan pengetahuan luar dan dalam. Di luar berbentuk pengetahuan akal dalam memahami segala keilmuwan yang berhubungan dengan kehidupan alam nyata dan di dalam berbentuk pengetahuan hati dalam memahami segala pengertian dan kesadaran yang berhubungan dengan alam yang tidak nyata beserta keajaiban-keajaibannya.
Mempelajari Al Qur'an akan memberikan pengetahuan kita dengan pendidikan tertinggi langsung dari Maha Guru paling pintar di alam ini. Gelar yang kita dapat dengan pelajaran-pelajarannya setaraf dengan gelar doktor

Allah tidak ada Tuhan kecuali Dia yang hidup dan berdiri sendiri, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapa yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya jika tidak dengan izin-Nya? Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, dan mereka tidaklah meliputi di antara ilmu-Nya sedikitpun kecuali dengan apa yang Dia mau. Luas kursi-Nya di langit dan di bumi. Dan Dia tidaklah berat menjaga keduanya. Dan Dia Maha Tinggi dan Maha Besar. (QS. 2 ayat 255)

Dan di sisi-Nya kunci-kunci keghaiban, tidak ada yang mengetahui melainkan Dia, dan Dia mengetahui apa yang di darat dan di laut, dan tidak ada yang jatuh dari sehelai daun melainkan Dia mengetahuinya dan tidak ada sebutir biji dalam kegelapan bumi dan tidak ada yang basah dan yang kering melainkan dalam kitab yang terang. (QS. 6 ayat 59)

Katakanlah: "Ilmu itu hanya di sisi Allah dan aku hanyalah pemberi peringatan yang terang. (QS. 67 ayat 26)

Dia (Fir'aun) berkata: "Maka bagaimana keadaan generasi-generasi terdahulu?
Dia (Musa) berkata: "Ilmunya di sisi Rabbku di dalam Kitab. Rabbku tidak akan tersesat dan tidak akan lupa. (QS. 20 ayat 51-52)

Sebagaimana Kami telah mengutus pada kamu seorang rasul di antara kamu membacakan atasmu ayat-ayat Kami dan mensucikan kamu dan mengajarkanmu Kitab dan Hikmah dan mengajarkanmu apa yang kamu tidak ketahui. (QS. 2 ayat 151)

Allah mengajarkan segala pengetahuan tentang alam ini kepada manusia yang tidak mereka ketahui melalui ayat-ayat Al Qur'an. Allah menjelaskan bagaimana dari satu air laut berdampingan mempunyai rasa yang berbeda, teori bigbang, meteor salju, fungsi atmosfir, jumlah planet dalam solar system dan lain-lain beberapa abad yang lalu, dimana tekhnologi belum dikenal pada zaman itu. Rasulullah bukan seorang penyelam, astronout, atau bahkan ilmuwan. Tetapi pengetahuan yang dijelaskan Al Qur'an setaraf dengan pengetahuan abad modern. Tetapi sayangnya karena umat muslim tidak begitu tertarik mempelajari Al Qur'an, dan lebih suka menjadikannya sebagai dongeng, mantra, jimat, dan sebagainya, maka mereka tertinggal jauh, dan hanya hanya bisa menunjukkan rasa takjub dan kekaguman kepada sesuatu yang sebenarnya telah dikenalkan kepada mereka semenjak mereka belajar membaca Al Qur'an. Tetapi ketakjuban itu bukan ditujukan untuk Al Qur'an tetapi pengetahuan modern yang ditemukan oleh orang-orang barat. Kenyataan yang terlihat di zaman ini bahwa sebahagian besar umat muslim tidak mengetahui isi Al Qur'an. Itulah yang menjadikan kelemahan mereka sehingga mudah sekali mengikuti emosi; mudah terhasut dan mudah putus asa.
Pengertian Al Qur'an maju terus ke depan mengikuti perkembangan zaman, bukan selalu mundur ke belakang hanya untuk mencari ceritanya (asal-usulnya, sebab-sebabnya, dan lain-lain) yang pada akhirnya membuat kita pandai mendongeng dan bukan pandai mengupas pengetahuan Al Qur'an yang berhubungan dengan masa kini.

Di samping memberikan pengetahuan akal kita untuk memahami alam secara zhahir, Al Qur'an juga memberikan pengetahuan kepada kita untuk memahami segala sesuatu secara bathin. Misalnya, mengetahui segala penyakit-penyakit yang berhubungan dengan hati serta penyembuhannya. Gelar yang kita dapat lebih tinggi dari dokter karena Maha Guru paling pintar di alam semesta ini telah mengajarkan melalui Al Qur'an cara menyembuhkan penyakit yang sampai saat ini belum ada obatnya, yaitu penyakit HATI.


Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pengajaran dari Rabbmu dan obat untuk apa yang ada di dalam dada, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. 10 ayat 57)

Dan Kami telah menurunkan dari Al-Qur'an apa yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang beriman. Dan tidaklah menambah orang-orang yang zhalim itu melainkan kerugian. (QS. 17 ayat 82)

Dan sekiranya Kami menjadikan Al Qur'an sebagai Qur'an berbahasa A'jam sungguh mereka akan berkata: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah dengan bahasa A'jam sedang ia seorang Arab? Katakanlah: "Al Qur'an bagi orang-orang yang beriman menjadi petunjuk dan obat". Dan orang-orang yang tidak beriman di dalam telinga mereka ada sumbatan dan Al Qur'an adalah kebutaan atas mereka. Mereka itulah orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh. (QS. 41 ayat 44)

Ketika kita ingin meminum suatu obat, terlebih dahulu kita ingin mengetahui petunjuk cara memakainya, aturannya, kandungannya, dan juga efek sampingnya. Di dalam petunjuknya itu pasti kita memilih bahasa yang kita mengerti, dan apabila bahasanya kita tidak mengerti, pasti kita bertanya kepada yang mengerti. Mengapa demikian? Karena yang kita butuhkan bukan tulisannya tetapi petunjuk yang terkandung di dalamnya. Kalau hanya sekedar kita baca dan kita tidak mengerti artinya, maka itu tidak akan berguna. Obat itu akan menjadi pajangan karena kita takut meminumnya dan menjadi berbahaya karena kita tidak tahu cara penggunaannya karena bisa saja itu obat sangat keras yang harus dengan dosis benar.
Sama halnya dengan Al Qur'an. Al Qur'an berisi petunjuk berbahasa Arab. Apabila kita tidak mengerti isinya, itu akan membuat kebutaan akan maknanya. Apabila kita hanya membaca tulisannya dan tidak mempelajari isinya, maka Al Qur'an akan menjadi pajangan mati dan kita akan tersesat selama-lamanya di dalam agama yang selama ini hanya ikut-ikutan nenek moyang.

Untuk kembali kepada Allah, hati kita harus bersih dan sehat (QS. 26 ayat 89). Rasul membacakan ayat-ayat Al Qur'an untuk membersihkan hati sebagai suatu karunia yang besar. (QS. 2 ayat 151, 3 ayat 164). Apabila kita jauh dari Al Qur'an dan tidak memahami isinya, kita tidak akan bersih selama-lamanya (QS. 24 ayat 21). Al Qur'an sebuah kitab penyembuh penyakit hati. Kita tidak boleh sempit dada menerimanya. (QS. 7 ayat 2). Apabila kita sempit dada, tidak mau mendengarkannya, membacanya, dan melihatnya, maka kita tidak bisa kembali kepada Allah (QS. 2 ayat 18)

Marilah kita kembali kepada Al Qur'an!

Pujian itu kepunyaan Allah!

24 Januari 2010

BENARKAH NABI MUHAMMAD DAPAT MEMBERIKAN SYAFA'AT BUAT PENGHUNI NERAKA, SEHINGGA MEREKA DAPAT KELUAR DARIPADANYA?

PENGERTIAN SYAFA'AT


Syafa'at itu artinya pertolongan. Kata ini sangat populer di tengah-tengah kaum muslimin dan sangat diharapkan untuk mereka saat sekarang dan juga nanti.
Syafa'at yang dibutuhkan saat sekarang adalah untuk menyelamatkan mereka dari bencana, penyakit, kesusahan, dan lain-lain. Syafa'at yang dibutuhkan nanti
adalah untuk menyelamatkan dan mengeluarkan mereka dari api neraka. Dan para penulis kitab berbahasa Arab, dengan mahirnya membuat suatu lahwal hadits tentang, bahwa Nabi Muhammad dapat meringankan siksaan Allah bahkan mencabutnya. Yang penting, dia adalah umatnya dan rajin memuji dengan membaca shalawat untuk beliau. Meskipun amal kebaikan yang dia kerjakan selama hidup sangat sedikit dibandingkan dosa yang dia kerjakan. Hak kasasi itu hanya diberikan kepada Nabi Muhammad, para nabi selain beliau tidak mampu melakukannya dengan alasan bukan umatnya dan dosa yang para nabi lakukan. Bahkan Nabi Isa yang diyakini umat nasrani dapat menyelamatkan dan menebus dosa mereka, dinyatakan juga tidak dapat memberikan syafa'at. Benarkah demikian?
Coba simak hadits Shahih Muslim di bawah ini!

Dari Jabir bin Abdullah menceritakan bahwa Rasululullah bersabda: "Sesungguhnya Allah akan mengeluarkan suatu kaum dari neraka dengan syafa'at." (Hadist no. 152)

Dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah bersabda: "Nanti pada hari kiamat Allah akan mengumpulkan seluruh manusia. Ketika itu mereka saling berkata satu sama lain. "Bagaimana kalau kita memohon syafa'at kepada Tuhan kita semoga Dia membebaskan kita dari tempat ini?" Lalu mereka pergi kepada Adam dan berkata: "Engkau adalah Adam, bapak segala manusia. Engkau Allah ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, kemudian ditiupkannya ruh ke tubuh engkau, dan disuruh-Nya malaikat sujud kepada engkau, lalu mereka sujud. Tolonglah kami memohonkan kelapangan kepada Allah, semoga kami dibebaskan dari kesengsaraan yang kami derita ini." Adan menjawab: "Aku tidak sanggup menolong kamu semua." Lalu Adam menceritakan kesalahannya yang menyebabkan dia malu kepada Allah. "Namun begitu", kata Adam, "cobalah datang kepada Nuh, rasul pertama yang pernah diutus Allah." Mereka pergi kepada Nuh, tetapi Nuh juga mengatakan tidak sanggup membela mereka karena dia malu kepada Tuhannya sehubungan dengan kesalahannya. Namun dia menganjurkan supaya mereka datang kepada Ibrahim yang dijuluki 'Khalilullah' (Kekasih Allah). Mereka pergi kepada Ibrahim, tetapi Ibrahim juga berkata: "Aku tidak sanggup menolongmu, karena aku malu kepada Tuhanku karena kesalahanku. Cobalah datang kepada Musa." Nabi Musa juga menyesal tidak sanggup menolong mereka, karena dia malu kepada Tuhannya sehubungan dengan kesalahannya. Dia menganjurkan supaya mereka datang kepada Isa. Lalu mereka pergi kepada Isa, tetapi beliau berkata pula, "Aku tidak berwenang menolong kamu semua. Pergilah kepada Muhammad, seorang hamba Allah yang telah diampuni dosa-dosanya baik yang lama maupun baru." Kata Nabi Muhammad selanjutnya: "Karena itu mereka mendatangiku. Lalu aku mohon izin kepada Allah, dan Allah memberikan izin kepadaku. Karena itu aku langsung sujud kepada-Nya, sedangkan Allah membiarkanku sujud sampai lama sekali. Kemudian Dia berfirman: "Hai Muhammad, Angkatlah kepalamu! Berbicaralah! Bicaramu akan didengar. Mintalah! Permintaanmu akan dikabulkan. Belalah! Pembelaanmu akan diterima." Maka kuangkat kepalaku, seraya memuji Tuhanku dengan puji-pujian yang diajarkan-Nya kepadaku. kemudian kumohonkan pembelaan bagi umat manusia, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan Allah kepadaku. Sesudah itu aku keluarkan mereka dari neraka, lalu kumasukkan ke surga. Sesudah itu aku langsung sujud kepada-Nya, sedangkan Allah membiarkanku sujud sampai lama sekali. Kemudian Dia berfirman: "Hai Muhammad, Angkatlah kepalamu! Berbicaralah! Bicaramu akan didengar. Mintalah! Permintaanmu akan dikabulkan. Belalah! Pembelaanmu akan diterima." Maka kuangkat kepalaku, seraya memuji Tuhanku dengan puji-pujian yang diajarkan-Nya kepadaku. kemudian kumohonkan pembelaan bagi umat manusia, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan Allah kepadaku. Sesudah itu aku keluarkan mereka dari neraka, lalu kumasukkan ke surga." Kata Nabi Muhammad melanjutkan: "Aku lupa apakah yang ketiga kali atau keempat, di mana sesudah itu aku berkata: "Ya, Allah! tidak ada yang tinggal dalam neraka kecuali orang-orang yang memang ditentukan Al Qur'an harus tinggal di dalamnya." (Hadits no. 153)

Abu Hurairah meriwayatkan hadits yang intinya serupa (hadits no 155), hanya saja dia menambah-nambah dengan kata-kata yang membuktikan bahwa Rasulullah yang kita anggap mulia tidak lebih adalah seorang yang haus pujian dan bangga dengan dirinya di atas semua nabi dan bahwa Allah itu adalah pendendam terhadap kesalahan para nabi yang lalu.

Beberapa jawaban para nabi di dalam riwayat Abu Hurairah (hadits no 155):

1. Contoh jawaban Adam pada riwayat Abu Hurairah: "Sesungguhnya hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah Dia marah semarah ini. Dia melarangku mendekati sebatang pohon, tetapi aku mendurhakai-Nya. Malangnya aku! Malangnya aku!"

2. Contoh jawaban Nuh: "Sesungguhnya hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah Dia marah semarah ini. Aku mengemban tugas memanggil umatku, tetapi aku berdoa agar umatku dimusnahkan. Malangnya aku! Malangnya aku!"

3. Contoh jawaban Ibrahim: "Sesungguhnya hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah Dia marah semarah ini." Lalu dia menyebutkan beberapa kebohongannya dan setelah itu dia berkata: "Malangnya aku! Malangnya aku!"

4. Contoh jawaban Musa: "Sesungguhnya hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah Dia marah semarah ini. Aku pernah membunuh orang yang tidak diperintahkan membunuhnya. Malangnya aku! Malangnya aku!

5. Contoh jawaban Isa: "Sesungguhnya hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah Dia marah semarah ini." Tetapi Isa tidak menyebutkan dosanya. Dia berkata: "Malangnya aku! Malangnya aku!

Contoh jawaban Muhammad pasti semua dapat menebak, jadi tidak usah dibahas ya.. karena kesimpulannya pasti tidak seperti perkataan para nabi yang lain yang mengatakan: "Malangnya aku! Malangnya!" tetapi beliau akan mengatakan: "Hebatnya aku! Hebatnya aku! meskipun kata-kata itu tidak tertulis dan diucapkan. Kalau memang Nabi Muhammad bercerita seperti itu, maka diakhir cerita dia akan tersenyum bangga. Karena umatnya akan memandang kagum kepada beliau dan bangga menjadi umatnya. Kalau peristiwa itu terjadi sekarang, mungkin tepuk tangan dan acungan jempol akan diberikan kepada beliau.
Saya hanya memberikan tiga buah hadits tentang syafa'at dari Shahih Muslim. Masih ada beberapa lagi, yang kalau kita pikirkan, isinya hanyalah pengkultusan Rasulullah Muhammad di atas semua nabi dan rasul bahkan bisa dikatakan tugas-tugas yang merupakan wewenang Tuhan, bisa juga dilakukan oleh beliau bahkan membatalkan keputusan Tuhan. Melihat hadits-hadits diatas, kita akan mengetahui bahwa hadits yang disandarkan kepada nabi Muhammad oleh para penulis dan periwayatnya itu tidak lebih adalah khurafat (dongeng) yang dibuat-buat. Kembalikan kepada Al Qur'an, Al Qur'an akan membuktikannya.

Contoh hadits pertama (dari Jabir bin Abdullah) mengatakan bahwa Allah akan mengeluarkan orang dari neraka karena syafa'at, bertolak belakang dengan apa yang dikatakan di dalam Al Qur'an. Kalau hadits diklaim sebagai penjelas Al-Qur'an, maka hadits tidak punya hak untuk menentang atau membatalkan keputusan Allah di dalam Al Qur'an apalagi membuat hukum baru. Allah berfirman di dalam Al Qur'an bahwa orang yang masuk neraka tanpa terkecuali adalah kekal.


Di bawah ini beberapa ayat Al Qur'an yang menjelaskannya:

1) Khaaliduuna (mereka kekal) -->QS. 2 ayat 39, 81, 217, 257, 275, 3 ayat 116, 5 ayat 80, 7 ayat 36, 9 ayat 17, 10 ayat 27, 13 ayat 5, 23 ayat 103, 43 ayat 74, 58 ayat 17.
2) Khaalidiina (mereka kekal) -->QS. 2 ayat 162, 3 ayat 88, 40 ayat 76, 64 ayat 10.
3) Khaalidiina Abada (mereka kekal selama-lamanya) --> QS. 4 ayat 169, 9 ayat 68, 16 ayat 29, 20 ayat 101, 3 ayat 65, 39 ayat 72, 72 ayat 23, 98 ayat 6.
4) Kalau ingin keluar dari neraka, Allah menyatakan siapapun tidak akan bisa keluar. (QS. 2 ayat 167, 5 ayat 37)
5) Karena sangat sulitnya keluar dari sana, Allah memberikan syarat unta masuk ke lubang jarum. (QS. 7 ayat 40).
6) Syafa'at apapun tidak berlaku di sana (QS. 2 ayat 48, 123, 254). Jangankan siksaan di sana, di dunia saja kalau Allah menghendaki kesusahan buat kita, tidak akan dapat memberikan syafa'at (QS. 36 ayat 23).
7) Dan segala keputusan Allah tidak ada yang dapat dirubah oleh siapapun termasuk Nabi Muhammad sendiri.
Tidak ada campur tangan beliau tentang keputusan Allah, apakah Allah hendak menyiksa atau memberikan rahmat buat hamba-Nya (QS 3 ayat 128)
8) Apabila Allah memasukkan hamba-Nya ke neraka, maka tidak ada haknya menyelamatkan mereka (QS 39 ayat 19).
9) Tugas beliau adalah menyampaikan kebenaran dan tidak akan ditanya tentang penghuni neraka (QS. 2 ayat 119).

Hadits yang kedua (Anas bin Malik), Allah mengumpulkan manusia. Sebelum Allah bertanya kepada setiap umat, maka Allah bertanya kepada semua rasul (Dari Nuh hingga Muhammad), karena mereka hanya sebagai saksi, maka mereka hanya ditanya tentang tugasnya dalam menyampaikan risalah Allah bukan keadaan umatnya masing-masing.

Pada hari Allah mengumpulkan Rasul-Rasul, lalu Dia berkata: “Apa yang dipenuhi kepadamu?” Mereka berkata: “Tidak ada ilmu bagi kami. Sesungguhnya Engkau yang mengetahui semua yang ghaib (QS. 5 ayat 108).

Pelecehan terhadap semua nabi dan rasul kecuali Nabi Muhammad terjadi pada hadits tersebut dan yang terbesar terdapat pada hadits riwayat Abu Hurairah. Bagaimana menurut hadits tersebut nabi Muhammad bercerita tentang Nabi Adam yang tidak diampuni kesalahannya sehingga Allah sangat marah kepada beliau. Di hadits itu Nabi Adam dengan sedihnya mengumpat dirinya dan mengatakan kemalangan buatnya karena dosa tersebut.
Mengenai kesalahan Nabi Adam, Al Qur'an menjelaskan bahwa Allah bukanlah pemarah, Allah sangat pemaaf dan mengampuni dosa orang yang berbuat dosa setelah dia bertaubat, mengakui kesalahannya, dan menerima hukuman. Itu yang terjadi pada Nabi Adam. Allah marah kepada Nabi Adam saat itu, ketika dia melanggar larangan Allah. Dan setelah hukuman jatuh, Allah mengampuni beliau dan tidak ada marah dan tidak ada dendam. Lalu kenapa bisa ada pernyataan di hadits tersebut, bahwa Allah sangat marah hari itu karena kesalahan Nabi Adam sehingga Nabi Adam memaki dan menyesali dirinya? Apakah Allah melanggar janjinya ataukah Allah hanya pura-pura mengampuni Adam?


Yang kedua adalah Nabi Nuh. Di dalam riwayat tersebut, Nabi Nuh dikatakan telah mengakui kesalahannya karena telah memohon hukuman buat umatnya dan beliau menganggap bahwa itu kesalahan besar dan Allah sangat marah padanya pada hari itu, sehingga Nabi Nuh memaki dan menyesali dirinya. Benarkah demikian? Kita telah sama-sama ketahui, tentang azab yang diminta para rasul untuk kaum mereka adalah hal biasa dilakukan oleh semua nabi dan rasul termasuk nabi Muhammad itu sendiri bahkan tanpa terkadang tanpa diminta, apabila pengingkaran kaum mereka sudah tidak bisa ditolerir dan sudah tidak ada lagi jalan untuk memperbaikinya, maka azab itu akan datang. (QS. 6 ayat 42-43). Jadi datangnya azab yang menimpa kaum Nabi Nuh bukanlah kesalahan Nabi Nuh. Kalaupun kita mau mencari kesalahan beliau yang Allah anggap salah, adalah ketika beliau meminta Allah untuk menyelamatkan anaknya yang hendak tenggelam terbawa banjir akibat kesalahan mereka. (QS 11 ayat 45-46).


Yang ketiga adalah nabi Ibrahim. Dikatakan dalam riwayat tersebut bahwa dia banyak berbohong. Lalu Allah sangat marah kepadanya karena kesalahan itu, sehingga Nabi Ibrahim menyesali dan memaki dirinya. Entah seperti apa bohongnya, tapi yang jelas, Nabi Ibrahim adalah hamba pilihan Allah yang ikhlas dan benar yang telah banyak diuji. Beliau diangkat sebagai imam buat seluruh manusia termasuk para rasul sesudahnya (QS. 2 ayat 124) bahkan Nabi Muhammad yang dianggap superman oleh umatnya yang mengkultus beliau malah diperintahkan untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim (QS. 16 ayat 123).
Nabi Ibrahim adalah seorang yang sangat patuh, lurus hati, banyak bersyukur, dan saleh di dunia dan akhirat (QS. 2 ayat 130, 16 ayat 120-122) sehingga Allah menjadikan beliau sebagai teman dekat kesayangan Allah (QS. 4 ayat 125). Apakah penjelasan-penjelasan Allah tentang hal Nabi Ibrahim di dalam Al Qur'an itu semuanya tipuan? Kalau bukan, lalu atas dasar apa hadits itu mengatakan bahwa nabi Muhammad menceritakan tentang hal yang bertentangan dengan kenyataan di dalam Al Qur'an, kalau bukan hadits itu hasil rekayasa pengkultusan seorang nabi seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mengatasnamakan bahwa hal itu dikatakan oleh Nabi Muhammad?
Kalau Allah mau, maka Nabi Ibrahim yang akan dipilih sebagai pemberi syafa'at dan paling banyak haditsnya dibanding Nabi Muhammad; karena beliau adalah kesayangan Allah.


Yang keempat adalah Nabi Musa. Hadits itu meriwayatkan tentang Nabi Musa yang membuat Allah sangat marah kepadanya karena kesalahannya pernah membunuh orang sehingga dia menyesali dan memaki dirinya.
Yang harus kita teliti pada hadits tersebut, mengapa Allah sangat marah sampai hari kiamat, padahal Nabi Musa waktu itu telah meminta ampun kepada Allah atas kekhilapannya membunuh seseorang (QS. 28 ayat 15-16) dan Allah mengampuninya serta menolong beliau dari kejaran orang-orang yang hendak membunuhnya (QS. 20 ayat 40). Lagipula kesalahan tersebut dilakukan ketika beliau belum menjadi seorang nabi dan rasul. Apakah Allah telah melupakan bahwa Dia telah memberikan ampunan buat Nabi Musa ataukah Allah masih mendendam terhadap kesalahan yang dibuat oleh Nabi Musa terhadap orang lain?


Yang kelima adalah Nabi Isa. Hadits tersebut juga meriwayatkan tentang Nabi Isa yang mengatakan bahwa Allah pada hari itu sangat marah kepadanya. Lalu Nabi Isa menyesali dan memaki diri sendiri. Tetapi hal yang aneh, pada hadits tersebut tidak mengatakan apa kesalahan Nabi Isa.

Melihat dan menyimak cerita hadits riwayat Abu Hurairah di atas, kita akan menarik kesimpulan bahwa semua nabi pernah melakukan kesalahan dalam tindakannya dan Allah menjadikan kesalahan itu bagai bom waktu yang kelak Allah akan ledakkan pada hari kiamat meskipun kesalahan itu tidak jelas. Hanya Nabi Muhammad yang sempurna dari segala cacat dan kekurangan. Bahkan dosanya pun diampuni oleh Allah yang dulu maupun yang akan datang. Berbeda dengan nabi-nabi yang lain, terhadap mereka, Allah kehilangan kata maafnya dan tidak melupakan kesalahan dan kekhilapan yang pernah mereka perbuat.
Dengan membedakan para nabi dan rasul seperti itu, berarti Allah melanggar komitmen yang Dia buat untuk umat islam. Yaitu: tidak boleh membeda-bedakan para nabi dan rasul (QS. 2 ayat 136, 285, 3 ayat 84, 4 ayat 150-152)

Memuliakan Rasulullah Muhammad, bukan mengagung-agungkan namanya setiap saat, atau memberikan gelar yang berbeda dengan para Nabi dan Rasul lainnya, tetapi menolong ajaran yang dibawanya yaitu Al Qur'an agar kebenarannya menjadi zhahir di atas dunia ini.

Orang-orang yang mengikuti Rasul itu, nabi yang ummi yang mereka mendapatinya ditulis di sisi mereka di dalam Taurat dan Injil. Dia menyuruh mereka dengan yang ma'ruf dan mencegah mereka dari yang munkar dan menghalalkan untuk mereka yang baik-baik dan mengharamkan atas mereka yang tidak baik dan melepaskan beban-beban mereka dari mereka dan belenggu-belenggu yang telah ada atas mereka. Maka orang-orang yang beriman dengannya, menguatkannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersamanya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya aku Rasul Allah kepadamu semuanya, yaitu yang kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan kecuali Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah dengan Allah dan rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman dengan Allah dan kalimat-kalimat-Nya dan ikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk
. (QS. 7 ayat 157-158)

Tidak ada satupun (termasuk nabi dan rasul) yang bisa memberikan syafaa't ketika Allah menyiksa seseorang atau memasukkannya ke dalam neraka. Karena syafaa't itu adalah milik Allah, dan hanya Allah yang berhak memberikan syafaa't.

Ataukah mereka mengambil pemberi syafaat selain Allah. Katakanlah: “Apakah, walaupun mereka tidak berkuasa sedikitpun dan tidak menggunakan aqal?
Katakanlah: “Kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Bagi-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada-Nya”.
(QS. 39 ayat 43-44)


Pujian itu kepunyaan Allah!