30 Oktober 2009

BADAI MATAHARI DAN KIAMAT 2012

PERHATIKAN DAN PELAJARI ALAM SEMESTA


Alam semesta beserta isinya tak ada bedanya sesuatu yang berjiwa, apabila dia bisa dilahirkan, maka dia akan bisa dimatikan. Dengan kata lain, akan berawal dan berakhir. Di saat dia akan mengalami kematian, maka dia akan menghadapi masa-masa kritis. Segala yang ada di alam semesta ini senantiasa mengembang dan bergerak.

Gerakan itu harus seimbang, tidak lambat dan tidak cepat. Sedikit lebih lambat maka alam semesta akan hancur bertubrukan, sedikit lebih cepat maka materi kosmik sudah menyebar secara acak sejak dulu.

Manusia dengan akal pikirannya diperintahkan untuk memperhatikan alam semesta, mengambil pelajaran darinya sebagai jalan untuk mempertahankan hidup dan untuk lebih mengenal akan kebesaran Allah Sang Pencipta.

Dan dari ayat-ayat-Nya bahwa berdirinya langit dan bumi dengan perintah-Nya. Kemudian ketika Dia memanggil kamu dengan sekali panggil dari bumi itu, ketika itu kamu akan keluar. (QS. 30 ayat 28)

Maka apakah mereka tidak memperhatikan kepada langit di atas mereka, bagaimana Dia membangunnya dan menghiasnya dan tidak ada lubang-lubang baginya? (QS. 50 ayat 6)

Katakanlah: “Perhatikanlah apa yang di langit dan di bumi. Dan tidaklah berguna ayat-ayat dan peringatan itu dari kaum yang tidak beriman. (QS. 10 ayat 101)

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan sia-sia. Demikian itulah prasangka orang-orang yang kafir. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang kafir dari api neraka. (QS. 38 ayat 27)

Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan perbedaan malam dan siang benar-benar terdapat ayat-ayat bagi orang yang mempunyai akal. (Yaitu) orang-orang yang berzikir ketika berdiri, duduk, dan berbaring memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. “Ya Rabb kami, Engkau tidak menciptakan ini sia-sia. Maha Kuasa Engkau, maka jagalah kami dari api neraka”. (QS. 3 ayat 190-191)


Apa yang ada di alam semesta ini penuh dengan ilmu pengetahuan yang harus dipikirkan. Berzikir bukan menyebut-nyebut nama Allah dengan hitungan, melainkan memikirkan tentang kejadian alam semesta ini termasuk diri kita sendiri. Allah tidak menciptakan alam semesta ini dengan sia-sia. Semuanya dapat dipelajari untuk kelangsungan hidup manusia. Tidak ada satupun yang luput dari pengetahuan Allah. Semua tertulis di dalam kitab Al Qur’an-Nya. Kalau kita tidak memperdulikannya, maka kita termasuk orang-orang yang kafir yang menganggap bahwa penciptaan Allah hanya sebuah penciptaan yang hanya untuk dinikmati sebagai kehidupan dan kesenangan tanpa ada pelajaran yang berguna untuk meningkatkan perbaikan diri sebagai suatu bukti ketaatan kepada Allah Sang Maha pencipta segalanya.


KEHANCURAN ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA


Saya tidak akan menjelaskan tentang alam semesta secara detailnya. Hanya ringkasannya saja. Karena yang saya kaji pada bagian kedua ini yang berhubungan dengan Matahari sebagai pusat tata surya.

Para Astronomi yang mengamati alam semesta ini menemukan bahwa di alam semesta ini terdapat bintang-bintang beredar mengikuti suatu pusat yang berupa suatu kabut gas pijar yang sangat besar, dikelilingi oleh kelompok-kelompok bintang yang sangat dekat satu sama lain (cluster) dan juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya (nebula) dan tebaran ribuan bintang. Keseluruhan itu termasuk matahari kita, yang selanjutnya disebut galaksi. Galaksi itu ternyata tidak satu tetapi beribu-ribu jumlahnya. Galaksi di mana bumi kita berinduk diberi nama Milky Way atau Bima Sakti.

Matahari adalah salah satu dari 100 milyar bintang di dalam galaksi. Matahari sabagai pusat tata surya berada pada jarak 30 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Pada zaman Yunani kuno ahli filsafat yang bernama Clausius Ptolomeus mengemukakan pendapatnya bahwa bumi adalah pusat daripada alam semesta atau geosentris. Matahari, bulan, dan semua planet beredar mengelilingi bumi. 14 abad pandangan ini dianut oleh orang. Namun pandangan yang salah ini akhirnya dipatahkan oleh seorang ilmuwan Polandia yang bernama Nikolas Kopernikus pada abad ke-16 berdasarkan pengamatan yang teliti dan perhitungan yang sistematis. Dia mengemukakan pendapatnya bahwa bumi adalah planet, dan seperti halnya planet-planet lain, beredar mengelilingi matahari atau heliosentris. Suatu system di mana benda-benda langit beredar mengelilingi matahari sebagai pusat disebut solar system atau sistem tata surya.

Matahari seperti yang kita ketahui sebelumnya mempunyai ukuran yang lebih besar dari benda-benda planet lainnya perbandingannya dengan bumi 1.250.000 kali. Suhu pada fotosfer (lapisan terluar) mencapai 6000 derajat celcius sedangkan pada pusatnya mencapai jutaan derajat dan tekanannya ratusan juta atmosfer. Woow..bisa kita bayangkan kalau tiba-tiba dia meledak, apa yang terjadi dengan bumi dan planet-planet lainnya. Apakah bisa matahari meledak? Kenapa tidak. Bukankah awalnya alam semesta ini terjadi diawali dengan ledakan? Dan pada artikel bagian pertama kita mengetahui bahwa karena desakan bumi serta planet-planet lainnya, matahari akan menggembung, lalu ia akan meledak, dan ledakan itu sangat fatal bagi semua planet.

Pada artikel bagian pertama, tertulis bahwa menurut catatan sejarah, telah sebanyak 81 kali kehidupan di bumi membuat siklus. Bagaimana kalau kita mulai saja dengan angka 81?

Surat 81 adalah surat At Takwiir. At Takwiir artinya penggulungan, mashdar dari kata kawwara. Surat ini menceritakan tentang hari kiamat, dimana awalnya Allah menggulung matahari.

Apabila matahari digulung,
Dan apabila bintang-bintang itu jatuh berguguran,
Dan apabila gunung-gunung dijalankan,
Dan apabila unta-unta bunting ditinggalkan,
Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan,
Dan apabila lautan dipanaskan,
Dan apabila jiwa dipasangkan,
Dan apabila yang ditanam hidup-hidup ditanya,
Karena dosa apakah dia dibunuh,
Dan apabila suhuf-suhuf dibuka,
Dan apabila langit itu dikupas,
Dan apabila neraka Jahim dinyalakan,
dan apabila jannah (surga) dihampirkan,
seseorang mengetahui apa yang dihadirkan (dihadapannya) (QS. 81 ayat 1-14)


Kata menggulung (kawwara) disebut oleh Allah sebanyak 2 kali. Menggulung yang pertama adalah: Dia menggulung malam ke dalam siang dan sebaliknya (QS. 39 ayat 5) dan menggulung yang kedua adalah menggulung matahari (QS. 81 ayat 1).

Apabila kita mengartikan bahwa menggulung matahari sama dengan menggulung malam dan siang, maka dia harus berpasangan dengan bulan. Tetapi kenyataannya tidak. Matahari dan bulan tidak saling menggantikan seperti halnya malam dan siang. Dalam ilmu mantiq (logika) dikatakan bahwa malam dan siang itu disebut bertentangan (taqaabalas salbi wal iijaab). Suatu kemustahilan bahwa siang akan bertemu malam. Tetapi matahari dan bulan ada kemungkinan mereka akan bertemu. Matahari tetap ada pada garis edarnya begitupun bulan. Apabila terjadi suatu kekacauan yang menyebabkan mereka bertemu, maka terjadilah KIAMAT.


Dia bertanya: “Kapankah hari kiamat itu?”
Maka apabila pandangan menjadi silau,
Dan bulan itu lenyap,
Dan dikumpulkan matahari dan bulan,
Manusia bertanya pada hari itu: “Kemana tempat lari?”
Sekali-kali tidak! Tidak ada yang membantu.
Hanya kepada Rabb engkau pada hari itu tempat kembali. (QS. 75 ayat 6-12)


APABILA MATAHARI DIGULUNG (QS. 81 ayat 1)


Matahari sebagai pusat tata surya, apabila Allah hendak menghancurkan alam semesta, maka terlebih dahulu Allah akan menghancurkan matahari dahulu. Apabila pusatnya hancur, maka secara otomatis segala yang terkecil yang keseimbangannya bergantung kepadanya akan kehilangan keseimbangan dan akan terkena pula dampak kehancurannya.

Para ahli stronomi memperingatkan bahwa matahari telah menunjukkan gejala-gejala overheating dan diperkirakan tidak lama lagi akan meledak. Ledakan tersebut akan membuat bumi dan isinya terbakar hangus atau meleleh. Dari foto satelit terlihat jilatan api di permukaan matahari telah memanjang sekitar 30 kali diameter bumi. Suhu juga meningkat tajam dari 27 juta derajat Fahrenheit sebelumnya menjadi 49 juta derajat beberapa tahun terakhir ini. Ahli astonomi dari Belanda Dr. Piers Van der Meer yang juga staf ahli European Space Agency mengatakan bahwa hal Ini menunjukkan matahari siap meledak. Ledakannya kira-kira setara dengan bom nuklir yang efeknya trilyunan kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima. Menurut pengamatannya, proses peningkatan suhu matahari sama dengan yang terjadi pada Bintang Kepler yang kemudian meledak di tahun 1604. Jika peningkatan suhu berlangsung terus menerus, hal ini akan menyebabkan matahari akan meledak. Dari gambar satelit yang diambil oleh alat khusus Soho (Solar and Heliospheric Observatory), dia mengamati bahwa matahari menunjukkan perubahan yang signifikan selama 11 tahun terakhir. Dr. Piers mengatakan bahwa gejala pemanasan global yang terjadi di bumi akhir-akhir ini, seperti kemarau panjang dan melelehnya es di Antartika, sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh memanasnya suhu matahari daripada polusi akibat aktivitas manusia.

Dr. T. Djamaluddin dalam buku Menjelajah Keluasan Langit; Menembus Kedalaman Al Quran, yang diterbitkan Khazanah Intelektual, halaman 81-82, menjelaskan bahwa kehancuran total alias kiamat bermula dari berkontraksinya alam semesta. Kalimat Apabila matahari digulung menggambarkan saat alam semesta mulai mengerut. Ketika itulah galaksi-galaksi mulai saling mendekat dan bintang-bintang, termasuk tata surya, saling bertumbukan atau dengan kata jatuh satu sama lain.

Inilah yang disebut Big Crunch (keruntuhan besar) sebagai kebalikan dari Big Bang, ledakan besar saat penciptaan alam semesta. Alam semesta makin mengecil, akhirnya semua materi di alam semesta akan runtuh kembali menjadi satu kesatuan seperti pada awal penciptaannya. Kejadian inilah yang tampaknya digambarkan dalam Al Qur’an dengan mengumpamakan pengerutan alam semesta seperti makin padatnya lembaran kertas yang dilipat.

Dan mereka tidak menghargai Allah dengan sebenar-benarnya penghargaan padahal pada hari kiamat bumi seluruhnya dalam genggamanNya dan langit dilipat dengan tangan kanan-Nya. Maha Kuasa Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. (QS. 39 ayat 67).

Pada hari Kami melipat langit seperti lipatan kertas-kertas buku. Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama kali, Kami akan mengulanginya. Suatu janji atas Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang memperbuatnya. (QS. 21 ayat 104)


APABILA BINTANG-BINTANG JATUH BERGUGURAN (QS. 81 ayat 2)


Allah menempatkan benda-benda langit yang begitu banyaknya pada orbitnya dengan tepat. Mereka beredar teratur secara sempurna tanpa saling bertubrukan karena Allah telah mengatur semuanya dengan sangat rapih. Orbit adalah lintasan sebuah planet atau komet ketika berevolusi terhadap matahari. Tak satu pun planet yang berhenti mengikuti lintasan ini kecuali hilang di angkasa raya. Semua ini karena planet-planet mengalami gaya gravitasi matahari. Bumi kita bergerak dalam orbitnya dengan kecepatan 108,000 kilometer (700,000 mil ) per jam mengelilingi matahari. Karena tingginya kecepatan bumi, gaya tarik gravitasi matahari menjadi sangat penting. Jika matahari mengurangi kekuatan gravitasinya, kita akan melayang-layang di angkasa bersama bumi kita. Hal ini akan mengakhiri keberadaan bumi.

Di sisi lain, jika matahari menambah besar gaya gravitasinya, bumi kita akan tersedot oleh matahari dan melebur. Tentunya kita pun akan musnah. Bukan hanya itu saja, gravitasi matahari juga menjaga planet-planet aga tetap stabil bergerak dalam lintasan/orbit yang benar sehingga terhindar dari tabrakan antar sesamanya. Bisa kita bayangkan apa yang terjadi seandainya matahari tiba-tiba meledak hancur? Maka keseimbangan alam akan terganggu, planet-planet akan bertubrukan dan bintang-bintang akan jatuh ke bawah menimpa bumi.


Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. 35 ayat 41)

Tidakkah engkau melihat, sesungguhnya Allah menundukkan untukmu apa-apa yang di bumi dan kapal yang berlayar di laut dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit itu agar tidak jatuh ke atas bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah dengan manusia benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. (QS. 22 ayat 65)


Mengapa bumi selama ini terjaga dari jatuhnya benda-benda dari langit yang membahayakan bumi? Karena Allah menjaganya melalui atmosfer sebagai langit yang terpelihara. Meskipun jatuh juga, tidak akan membahayakan bumi karena terlebih dahulu terkikis oleh atmosfir.


Dan Kami telah menjadikan langit itu sebagai atap terpelihara. Dan mereka berpaling dari ayat-ayat Kami. (QS. 21 ayat 32)


Namun nanti pada hari kiamat, atmosfir itu akan hancur seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tentang terkoyaknya perisai bumi (magnetosfer). Al Qur’an menjelaskan hal itu dengan mengatakan: “Apabila langit dikupas (QS. 81 ayat 11)” dan “Maka apabila langit itu terbelah, lalu dia menjadi merah membara seperti diminyaki (QS. 55 ayat 37)”, kedua pernyataan itu sama artinya dengan Allah melepas atmosfir dari bumi.
Apabila itu terjadi, maka akan berakibat fatal. Bumi akan dijatuhi benda-benda langit yang sangat berbahaya seperti meteor. Kita tidak lagi melihat warna biru pada langit, melainkan kita hanya akan melihat warna merah seperti minyak di atas langit kita seperti api membara. Itu artinya badai matahari menggulung bumi. Tidak ada malam, yang ada adalah siang terus menerus (QS. 28 ayat 72) dan itu hanya sekejap (QS. 16 ayat 77, 46 ayat 35, 10 ayat 45). Setelah itu segalanya meledak hancur sejenak, lalu kemudian bangkit kembali di kehidupan lain seperti yang Allah janjikan yaitu alam akhirat (QS. 39 ayat 67-69, 14 ayat 48).

Badai matahari (solar storm) yang nanti akan terjadi pada 2012 diramalkan akan lebih dahsyat setelah diselidiki para ilmuwan dan itu sangat mengkhawatirkan. Namun ada sebahagian yang berpendapat bahwa hal itu hanya fenomena biasa yang tidak akan begitu mengganggu bumi serta planet-planet lainnya. Hanya sekedar mengganggu magnet dan listrik dan itu tidak akan mengakibatkan sesuatu yang fatal. Benarkah demikian? Bagaimana jika memang yang diramalkan para peramal, para ahli, dan Bangsa maya benar-benar terjadi? Matahari selesai tugasnya dan meledak menghancurkan alam semesta seperti kata Al Qur’an “Matahari digulung, matahari ditemukan dengan bulan, atmosfer di lepaskan dari bumi, dan bintang-bintang jatuh”. Mau lari kemana kita?

Marilah kita kembali kepada Al Qur’an satu-satunya untuk mempelajari dan mengimaninya. Tinggalkan segala tradisi keagamaan yang tidak ada kejelasannya di dalam Al Qur’an dengan ikhlas. Apabila bencana itu terjadi, Allah akan menyelamatkan siapa saja yang mau kembali kepada-Nya. Terjadi atau tidak bencana itu, hanya Allah yang tahu. Yang paling penting adalah mulai dari sekarang kita memperbaiki diri kita. Buatlah bencana-bencana yang terjadi saat ini atau yang dikhawatirkan terjadi nanti sebagai suatu taqdir yang nasibnya bisa dirubah.

Semoga kita mau dengan ikhlas untuk menerima kebenaran Al Qur’an, hingga dengan cara demikian, pasti Allah akan melindungi kita semua.


Pujian itu kepunyaan Allah!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

subhanallah

Anonim mengatakan...

subhnallah